-
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia U-20 di Piala Asia U-20 2023: Garuda Nusantara Mampu Berbicara Banyak?
50 menit lalu -
Indonesia Masters 2023: Resep Jitu An Seyoung Masuk 3 Final Turnamen Beruntun
22 menit lalu -
Jumlah Hadiah yang Didapat Jonatan Christie Setelah Menjuarai Indonesia Masters 2023
41 menit lalu -
Belum Puas Datangkan Pemain, Tottenham Hotspur Ingin Boyong Piero Hincapie dari Bayer Leverkusen
57 menit lalu -
Jonatan Christie Beri Pesan Menyentuh Usai Juara Indonesia Masters 2023, Begini Reaksi Penuh Haru sang Pelatih
30 menit lalu -
Fakta Orang Tajir Simpan Uang di Sini dan Jadi Banyak, Ini Daftar Tempatnya
53 menit lalu -
Hasil Real Madrid vs Real Sociedad di Liga Spanyol 2022-2023: Berakhir 0-0, Los Blancos Gagal Menang di Kandang
45 menit lalu -
Jadwal Bus AKAP Bali - Jawa Senin 30 Januari 2023, Lengkap!
24 menit lalu -
Massimiliano Allegri Minta Juventus Lakukan Hal Ini demi Menjauh dari Zona Degradasi
40 menit lalu -
Real Madrid vs Real Sociedad: Pertama Kali El Real Gagal Cetak Gol
45 menit lalu -
9 Kali Gempa Guncang Melonguane Sulut Sejak Semalam
57 menit lalu -
5 Fakta Wowon Cs Bunuh TKW, Iming-imingi Gandakan Uang Korban
40 menit lalu
0
10 Disabilitas Ikuti Pelatihan Pijat

Peserta pelatihan ini ada yang telah terbiasa sebagai tukang pijat, ada juga baru belajar. Pejabat Fungsional I Made Sumeka Regen yang mengoordinasikan kegiatan itu, mengatakan pelatihan ini bertujuan agar peserta pelatihan mampu menjadi pemijat yang ahli dan bisa membuka usaha jasa pijat sendiri sehingga mendatangkan penghasilan. Kata Regen, dalam pelatihan pijat ini, terlebih dahulu memberikan pengertian pijat secara umum, selanjutnya agar mengetahui anatomi tubuh. Kemudian memperkenalkan teknik-teknik memijat dan memperkenalkan alat bantu, terakhir langsung praktek memijat. "Memijat itu adalah cara menyembuhkan pegal agar peredaran darah lancar, dengan menekan kulit, otot dan urat dengan teknik tertentu," jelas Regen. Dia mengaku hanya menghadirkan 10 peserta, karena terbatasnya tempat untuk praktek.
Peserta I Gede Kasih dari Banjar Perasi Kelod, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem mengaku belum mengenal teknik memijat. "Saya ikut-ikut saja tidak ada salahnya mengetahui teknik memijat. Selama ini saya hanya aktif sebagai peternak babi," jelas ayah tiga anak yang mengaku menderita buta sejak umur 7 tahun diawali panas tinggi.
Beda dengan peserta lainnya, I Komang Sujana, dari Banjar Kayuwit, Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem telah buka praktek pijat di Objek Wisata Ubud, Gianyar. "Saya ikut pelatihan untuk memperdalam kemampuan memijat," ucap bujangan, yang mengaku tiba-tiba menderita buta saat naik di kelas III SD.
Selama pelatihan juga menghadirkan instruktur I Ketut Suparta dari Lingkungan Padangkerta Kelod, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, yang juga Ketua Pertuni (Persatuan Tuna Netra Indonesia) Cabang Karangasem. "Saya sebagai instruktur berbagi pengalaman, agar semua penyandang disabilitas bisa memijat, dan buka praktek sendiri," jelasnya.
I Ketut Suparta mengusulkan, agar di kesempatan berikutnya, pelatihan di bidang lain, sehingga lebih banyak peluang untuk melayani masyarakat.
Hadir pula dari anggota HWDI (Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia) Karangasem Ni Wayan Saba dari Banjar Desa, Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem.
Bertemunya 10 penyandang disabilitas dari kelompok tuna netra itu, juga sebagai reuni, masing-masing memiliki HP dengan program khusus sehingga memudahkan berkomunikasi.*k16
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali