-
Mantan Pacar Ogah Bongkar Aib Cristiano Ronaldo demi Duit
49 menit lalu -
Hubungan Cristiano Ronaldo dan Georgina Rodriguez Didoakan Awet
45 menit lalu -
Dialihkan ke Joe Biden, Ini Akun-Akun Twitter Resmi Gedung Putih
34 menit lalu -
Terlihat Lucu, Tak Disangka Sabina Altynbekova Ternyata Sosok yang Berani
57 menit lalu -
Pidato Pertama, Biden Berjanji Perbaiki Hubungan AS dengan Negara-Negara Dunia
45 menit lalu -
Nggak Perlu Ribet, Begini Menolak Orang yang ajak Kamu Kencan
58 menit lalu -
Man City vs Aston Villa Masih Tanpa Gol
35 menit lalu -
Haruskah Tetap Pakai Masker saat Dihampiri Pelayan di Restoran?
27 menit lalu -
Live Streaming Copa del Rey: Alcoyano vs Real Madrid
43 menit lalu -
Kasus Covid-19 di Serpong Tinggi, Polisi Bentuk Kampung Tangguh
26 menit lalu -
Ramai Busana Ungu di Pelantikan Joe Biden-Kamala Harris, Ternyata Ini Artinya
40 menit lalu -
3 Zodiak Ditakdirkan Jadi Bos, Siap-Siap Tajir Melintir
28 menit lalu
2021 Ekonomi Indonesia Dapat Tumbuh 6%, Ini Skenarionya

Lembaga penelitian (think tank) Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia memprediksi tahun 2021 menjadi tahun pemulihan ekonomi pascaketerpurukan akibat serangan pandemi Covid-19.
"Kami melihat peluang besar bagi ekonomi Indonesia untuk membalikkan kondisi resesi pada tahun ini menjadi tumbuh positif pada kisaran 3% hingga 6% pada tahun 2021," kata Founder CORE Indonesia, Hendri Saparini, dalam Economic Outlook 2021 pada Rabu (18/11/2020).
Baca Juga: Serapan Belanja Masih Rendah, Pertumbuhan Ekonomi Terhambat
Hendri mengungkapkan bahwa lebarnya rentang potensi pertumbuhan ini tidak terlepas dari kompleksitas faktor-faktor yang memengaruhi sejauh mana ekspansi ekonomi Indonesia akan terjadi pada tahun depan.
"Kondisi tersebut sangatlah berbeda dengan pola pergerakan ekonomi prapandemi yang relatif lebih stabil," ucapnya.
Menurut dia, ada sejumlah faktor penting yang akan memengaruhi tingkat pemulihan ekonomi pada 2021 dan juga tahun-tahun berikutnya. Di antaranya, tren perkembangan pandemi Covid-19, adaptabilitas masyarakat dalam menghadapi pandemi, serta kecepatan penemuan dan pendistribusian vaksin.
Berikutnya, efektivitas implementasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), serta ada tidaknya terobosan kebijakan yang mendorong reformasi dan transformasi ekonomi untuk pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya akan mencapai batas bawah 3% pada tahun depan apabila terjadi kondisi sebagai berikut. Pertama, tingkat penularan wabah Covid-19 yang mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan menjelang akhir 2020 kembali meningkat pada tahun 2021 (second wave).
Kedua, proses distribusi vaksin Covid-19 berjalan lamban dan belum dapat diakses secara masal hingga semester kedua 2021. Berikitnya, tingkat keyakinan masyarakat kalangan menengah dan atas untuk berbelanja belum sepenuhnya pulih yang menyebabkan masih terbatasnya ekspansi sejumlah sektor ekonomi. Keempat, respons kebijakan pemerintah terutama program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berjalan lamban dan kurang efektif.
"Namun, ekspansi ekonomi tahun depan berpotensi lebih cepat hingga mencapai 6% apabila beberapa asumsi berikut terpenuhi," tambahnya.
Pertama, penularan wabah Covid-19 secara konsisten mereda pada 2021. Kedua, pendistribusian vaksin Covid-19 berjalan lancar dan dapat diakses secara masal pada semester kedua 2021. Ketiga, masyarakat makin dapat beradaptasi terhadap pandemi dan tingkat keyakinan masyarakat kalangan menengah atas untuk berbelanja pulih dengan cepat.
Kondisi tersebut juga didukung oleh respons kebijakan pemerintah yang cepat dan efektif, tidak hanya terbatas pada yang bersifat jangka pendek, tetapi juga terobosan kebijakan yang mendorong reformasi dan transformasi ekonomi untuk pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Foto: Indrianto Eko Suwarso