-
Mau Persija Jakarta Tampil Kuat di Liga 1 2022-2023, Thomas Doll Terus Perbaiki Fisik Pemain
33 menit lalu -
AS Roma Juarai Liga Konferensi Eropa 2021-2022, Jose Mourinho Bertahan di Ibu Kota Italia
35 menit lalu -
Pengamat Bongkar Sosok King Maker pada Pilpres 2024, Bukan Jokowi
59 menit lalu -
Ilkay Guendogan: Jerman Bukan Lagi Tim Spesialis Turnamen!
51 menit lalu -
Tiket MXGP Samota Termurah Rp 100.000, Dijual Awal Juni
44 menit lalu -
Mendag Sebut Harga Komoditas Tinggi Jadi Peluang Ciptakan Nilai Tambah
55 menit lalu -
Bertemu Ratu Maxima, Menko Airlangga Jelaskan Inklusi Keuangan RI
39 menit lalu -
Thomas Doll Tak Jamin Persija Jakarta Juara Liga 1 2022-2023
28 menit lalu -
21 Korban Penembakan Massal di SD Texas Ditembak Mati di Satu Ruang Kelas
50 menit lalu -
Mengenal Obat Viradef, Dianggap Ampuh Atasi Hepatitis Akut
46 menit lalu -
Respons Partai Anggota KIB Soal Syarat 'Asalkan Capresnya Saya' Ala Cak Imin, PAN Terlucu
40 menit lalu -
Rezky Aditya Ayah Biologis Anak Wenny Ariani, Citra Kirana: Enggak Kaget
49 menit lalu
0
2024, Kemenkop UKM Ingin Cetak 500 Start Up

Para start up diharapkan berasal dari berbagai kalangan, baik mahasiswa maupun pekerja yang beralih profesi jadi wirausahawan.
"Kita mengharapkan start up di 2021 sebanyak 50 start up dan 500 start up di 2024," ujar Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM Siti Azizah dalam konferensi pers virtual, Jumat (3/12).
Siti mengatakan target ini diharapkan mampu membuat rasio kewirausahaan di Indonesia naik menjadi 3,95 persen pada 2024. Sementara pada tahun ini, targetnya 3,55 persen.
Target itu pun masih kalah dibandingkan negara tetangga di Asia Tenggara. Salah satunya Singapura, yang rasionya sudah sangat tinggi.
"Negara lain lebih tinggi dari kita, Singapura yang paling dekat saja, sudah mencapai 8,75 persen. Jadi, ini jalannya masih panjang untuk kita bisa menambah jumlah wirausaha kita," ungkapnya.
Karena itu, ia mengatakan pemerintah sudah menyiapkan sejumlah kebijakan agar bisa mengejar target tersebut. Salah satunya melalui program inkubasi usaha bersama sejumlah pihak.
Saat ini, pemerintah setidaknya sudah bekerja sama membangun program inkubasi dengan tiga badan usaha, tujuh lembaga inkubator, dan 25 perguruan tinggi. Hasilnya, ada 1.300 wirausaha muda dan 50 start up.
"Misalnya di perguruan tinggi, untuk menjaring dan menumbuhkan minat wirausaha di mahasiswa. Jadi nanti mereka berikan idenya, kita develop produknya, beri pendampingan sampai mereka siap jual produknya," jelasnya dilansir CNNIndonesia.com.
Selain melakukan program inkubasi, nantinya pemerintah akan mengeluarkan beberapa program pengembangan kewirausahaan yang baru.
Rencananya, program tertuang dalam Rancangan Peraturan Presiden mengenai Pengembangan Kewirausahaan Digital.
Nantinya, beleid itu akan berisi soal pengembangan wirausaha menurut karakteristik, motif, skala usaha, hingga bidang usaha. Misalnya, wirausaha sosial, teknologi, pemuda, perempuan, desa, dan lainnya.
"Perpres ini dirancang dengan semangat perbaikan kualitas pertumbuhan ekonomi, iklim usaha yang baik, perluasan kesempatan kerja, dan peningkatan daya saing," tuturnya.
Di sisi lain, Siti mengungkap bahwa beberapa tren wirausaha ke depan. Menurutnya, bisnis yang berpotensi mendatangkan cuan alias keuntungan adalah kegiatan usaha di bidang kesehatan, farmasi, dan alat kesehatan.
Begitu juga dengan alat olahraga dan makanan serta minuman. Sebaliknya, yang mungkin trennya meredup adalah bisnis di bidang properti dan otomotif. *
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali