-
Persebaya Surabaya Menggila di Putaran Kedua Liga 1 2022-2023, Aji Santoso Senang Bukan Main
54 menit lalu -
Berlaku Hari Ini, B35 Dipastikan Tak Ganggu Pasokan Minyak Goreng
55 menit lalu -
3 Jembatan di Bangka Belitung Selesai Dibangun, Pemerintah Harapkan Perekonomian Meningkat
47 menit lalu -
Manajemen Arema FC Ungkap Iwan Budianto Jual Berbagai Aset demi Pertahankan Eksistensi Klub
59 menit lalu -
Witan Sulaeman Curhat
27 menit lalu -
Penerbangan Carter ke China Bertambah
17 menit lalu -
Usia 35, Spasojevic Belum Berpikir Pensiun
35 menit lalu -
Cerita Ita Rahmah Kerasukan di Lokasi Syuting, Iih Seram
55 menit lalu -
Ibu Tega Lempar Anaknya dari Dalam Mobil hingga Terluka
54 menit lalu -
Plafon SDN 2 Padangsambian Jebol, Murid Belajar Daring
47 menit lalu -
Ganjar Gagas Turnamen Antarsuporter
34 menit lalu -
Pantai Jerman Diserbu Sampah Kiriman
17 menit lalu
318 Warga Agam Terjangkit DBD, Dua Meninggal Dunia

Covesia.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat sebanyak 318 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di Kabupaten Agam selama 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Agam, Hendri Rusdian mengatakan, data tersebut berdasarkan laporan dari tiap Puskesmas dengan rincian 27 kasus pada bulan Januari, 37 kasus pada Februari, 38 kasus di bulan Maret, 21 kasus sepanjang April, 13 kasus bulan Mei, 21 kasus pada Juni, 27 kasus di Juli, 86 kasus pada Agustus dan 48 kasus sepanjang September.
Dari jumlah ini dua pasien yang dirawat meninggal dunia. "Pasien meninggal merupakan warga Ujunglabuh, Kecamatan Lubuk Basung dan warga Pakan Kamih, Tilatang Kamang," ujarnya Minggu (4/12/2022).
Atas dasar itu, pihaknya meminta masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Cara efektif yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah DBD dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3 M yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas.
"Untuk menekan pertumbuhan kasus tersebut kami telah melakukan fogging ke lokasi-lokasi yang dianggap rawan timbulnya kasus DBD. Hal ini salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran DBD," tutupnya.
(jhn)