-
Cristiano Ronaldo Bayar Rp134 Juta per Jam, Ini Foto Seksi Andressa Urach Main Air Bareng Suami
55 menit lalu -
Jelang Tottenham vs Liverpool, Jose Mourinho Minta Klopp Berubah
54 menit lalu -
Hamil 7 Bulan, Intip Foto Georgina Rodriguez Kenakan Dress Hitam
38 menit lalu -
Berita Duka dari KPK, Pegawai Direktorat Penyidikan Meninggal Dunia karena Covid-19
59 menit lalu -
Konsep Bank Syariah Indonesia, Erick Thohir: Syariah Saja Tak Cukup tapi...
53 menit lalu -
Jualan Miras Online, Gadis Cantik di Tasikmalaya Diciduk Polisi
35 menit lalu -
Ada Arahan Gus Yaqut kepada Ansor soal Jenderal Listyo Sigit, Simak Kalimatnya
42 menit lalu -
Innalillahi, Satu Keluarga Tewas di Lumajang, Begini Penjelasan AKBP Eka
57 menit lalu -
Tanpa Balas, Juventus Tundukkan SPAL dengan Skor Telak 4-0
40 menit lalu -
Rio Ferdinand Nilai Gol Pertama Sheffield Gawang Man United Pelanggaran
38 menit lalu -
Dirawat karena Covid-19, Perawat Ini Tidak Pernah Ingat Melahirkan Bayinya
37 menit lalu -
Wayan 'Apel' Hendrawan Pamerkan Karya Lukis Bernuansa Spiritualis Bali
19 menit lalu
5 Manfaat Ular di Bidang Kesehatan, Apa Saja?

Fenomena ular kobra masuk ke pemukiman warga kerap dijumpai setiap akhir tahun. Penemuan 12 anak king kobra dan induknya dari 21 telur yang sudah menetas, di perumahan Bekasi Timur Regency Lima, Kota Bekasi, Jawa Barat menimbulkan stigma negatif masyarakat terhadap ular. Banyak yang menganggap ular adalah hama dan harus dimusnahkan agar tidak mencelakai orang.
Meski demikian, bisa ular yang mengerikan itu nyatanya memiliki banyak manfaat dalam bidang kesehatan. Merangkum dari Popsci, berikut manfaat bisa ular dalam dunia kesehatan. Yuk disimak.
1. Mengobati kanker
Racun dari ular derik mengandung bahan kimia yang disebut crotoxin. Crotoxin beracun bagi sel, tetapi hanya bekerja pada jenis sel tertentu. Dalam racun ular, mereka berada di darah dan otot. Para peneliti memanfaatkan kombinasi penargetan dan toksisitas yang unik dalam crotoxin.
Kombinasi itu digunakan untuk pengobatan kanker, yang disebut CB24, yang menemukan dan membunuh sel-sel tumor yang tumbuh di luar kendali. Uji coba awal CB24 tampak menjanjikan, meskipun belum tersedia secara komersial.
2. Mengurangi tekanan darah
Pada 1970-an, para ilmuwan menciptakan salah satu obat pertama dengan sifat kimia racun. Racun pitviper Brasil mengandung protein yang mengganggu enzim pengonversi angiotensin (ACE), yang meningkatkan tekanan darah pada manusia dan mamalia.
Para peneliti mengubah racun itu menjadi ACE-blocker yang tidak beracun. Obat ini digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Saat ini, jutaan orang Amerika menggunakan ACE-blocker, yang mampu mengurangi risiko penyakit ginjal, stroke, dan diabetes.
3. Mengatasi gangguan sistem saraf pusat
Ular mamba hitam yang tinggal di sabana Afrika dapat membunuh orang hanya dengan dua tetes racunnya. Racun terletak pada neurotoksinnya yakni bahan kimia yang merusak sistem saraf pusat. Bahan kimia ini mengikat begitu erat pada sel-sel saraf.
Para peneliti di Universidad Central del Caribe, Puerto Riko sedang menyelidiki bagaimana bahan kimia ini bekerja untuk menggunakannya dalam perawatan untuk penyakit yang merusak otak dan sistem saraf, seperti Alzheimer dan Parkinson.
4. Membunuh parasit
Leishmaniasis adalah penyakit yang sangat jahat. Penyakit ini dapat mematikan organ internal seseorang, membunuh, atau menyebabkan luka kulit yang besar dan tak sedap dipandang mata. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa dari genus Leishmania yang dimasukkan ke aliran darah manusia oleh gigitan lalat pasir.
Obat-obatan biasanya dapat menghilangkan mikroorganisme, meskipun hal tersebut dapat membuat mereka menjadi lebih kebal. Tim peneliti Brasil telah menggunakan bahan kimia yang disebut crovirin yang ditemukan dalam racun ular berbisa untuk membunuh Leishmania protozoa.
Baca juga: Indahnya Persahabat antara Rakun dan Pensiunan Polisi Gunung
5. Obat anti-bisa
Proses mengumpulkan racun dan mengembangkan penawar racun adalah tugas yang melelahkan. Sebagian besar tidak berubah sejak akhir 1800-an. Para ahli 'memerah' seekor ular dengan mengekstraksi racunnya dan mengumpulkannya dalam mangkuk, lalu membekukannya.
Kemudian seekor binatang pilihan disuntikkan dengan sedikit racun. Setelah beberapa minggu, para peneliti mengambil darahnya dan mengekstrak antibodi yang dikembangkannya untuk melawan racun.
Enzim tersebut dapat memotong bahan aktif dari sisa antibodi. Hasil akhirnya kemudian dikeringkan atau diubah menjadi cairan untuk digunakan manusia.