-
Begini Perbedaan Vaksin Sinovac Made in China dan Bikinan Bio Farma
53 menit lalu -
Greysia Polii pun Menangis di Pelukan Apriyani Rahayu Usai Final Yonex Thailand Open
48 menit lalu -
iNews Sore" Live di iNews dan RCTI+ Minggu Pukul 16.00: Semeru Erupsi, Manakarra Gempa Bumi
54 menit lalu -
Jadwal Final Piala Super Spanyol Barcelona vs Bilbao : Peluang Trofi Perdana
58 menit lalu -
Helikopter AU Jatuh Tewaskan 7 Orang Diduga Akibat Kerusakan Mesin
50 menit lalu -
Persib Bandung Usul Liga 1 2021 Dimulai Agustus Mendatang
42 menit lalu -
Beberapa Makanan yang Bisa Membuat Payudara Sehat dan Kencang
58 menit lalu -
Palestina Bakal Kembali Gelar Pemilu Setelah 15 Tahun
53 menit lalu -
Komjen Listyo Sigit Pernah Menggagas Tablig Akbar, Ulama Terkenal Datang
55 menit lalu -
Pasukan TNI Dirikan Tenda Untuk Warga Terdampak Gempa di Sulbar
55 menit lalu -
Rohimah Buka HP Suami, Terungkap Ada Pernikahan Kiwil dengan Venti Figianti
49 menit lalu -
Mengenal Pneumonia, Penyakit yang Diderita Farida Pasha Sebelum Wafat karena Covid-19
42 menit lalu
52% Anak Indonesia Terpengaruh Iklan di Internet

Jakarta - Lebih dari setengah, atau sekitar 52 persen, anak Indonesia terpengaruh iklan digital di internet ketika mereka memutuskan membeli produk dengan uang saku mereka sendiri.
Tak hanya itu, pengaruh anak-anak terhadap keputusan membeli oleh orang tua di Indonesia juga naik, dengan 87 persen orang tua membeli produk yang dilihat anak mereka melalui iklan online, demikian hasil studi TotallyAwesome.
Mengutip pernyataan TotallyAwesome, saat ini 99 persen orang tua memberikan uang saku kepada anak-anak mereka. Mayoritas anak-anak menerima uang saku secara harian, mingguan, atau ketika mereka membutuhkannya.
Hasil survei menemukan bahwa 74 persen anak-anak Indonesia menerima uang saku reguler dengan jumlah rata-rata sekitar Rp796.623 per bulan.
Menurut TotallyAwesome, iklan digital mendorong anak-anak Indonesia untuk mencari informasi tentang produk yang mereka inginkan dan keingintahuan tersebut berkontribusi besar terhadap keputusan membeli produk oleh anak-anak.
Lebih dari 52 persen anak-anak membeli produk dengan uang mereka sendiri setelah melihat produk yang diiklankan daring, sementara 76 persen meminta orang tua mereka untuk membelikan produk yang mereka inginkan.
Dalam hal daya beli, penelitian TotallyAwesome menemukan bahwa anak-anak menggunakan uang saku mereka setiap pekannya untuk membeli barang habis pakai; seperti makanan ringan dan permen menempati posisi pertama dengan hasil 64 persen, diikuti dengan mainan 50 persen, minuman 48 persen, sementara buku dan komik menempati urutan terakhir dengan hasil 29 persen.
TotallyAwesome juga mencatat bahwa 87 persen anak Indonesia kini lebih memilih internet dibandingkan TV, atau meningkat sekitar 7 persen dibandingkan tahun lalu; dengan tren jumlah penggunaan internet dipengaruhi oleh penggunaan smartphone.
Sebanyak 91 persen anak-anak Indonesia memilih smartphone sebagai perangkat pilihannya.
Statistik juga mengungkapkan bahwa waktu penggunaan internet terus meningkat dari tahun ke tahun bersamaan dengan meningkatnya kegiatan berbasis layar.
Untuk pertama kalinya, durasi waktu yang dihabiskan anak-anak Indonesia di internet melampaui waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi, dengan rata-rata sekitar 3 jam 30 menit pada hari kerja dan sekitar 4 jam 18 menit pada akhir pekan.
Dengan tingginya penggunaan internet dan smartphone, digital adalah sumber utama informasi dan semakin relevan dengan lebih dari 97 persen anak-anak memanfaatkan Internet untuk mengumpulkan lebih banyak informasi tentang produk dan layanan baru.
"Studi ini mengungkapkan bahwa anak-anak Indonesia sekarang lebih bebas memutuskan apa yang ingin mereka beli, serta lebih cenderung membeli produk yang mudah diakses dan terjangkau seperti makanan ringan, permen, dan minuman," jelas Quan Nguyen, CEO TotallyAwesome.