-
Bahas Transaksi Janggal Rp349 Triliun, 3 Anggota Komisi III yang Ditantang Mahfud MD Hadir di Rapat
50 menit lalu -
Senyum Semringah, Mahfud MD Siap Buka-bukaan Transaksi Janggal Kemenkeu
52 menit lalu -
Update Covid-19 Per 29 Maret 2023: Positif 6.745.453, Sembuh 6.579.584 dan Meninggal 161.008 Orang
36 menit lalu -
Konsolidasi di Medan, PDIP Ingin Perkuat Kemenangan di Sumut pada Pemilu 2024
24 menit lalu -
DPR Persoalkan PPATK Laporan ke Menko Polhukam soal Transaksi Janggal Rp349 T, Mahfud MD: Loh Saya Ketua
24 menit lalu -
China Sebut Rencana Pertemuan DPR AS dan Presiden Taiwan Sebagai Provokasi Serius
53 menit lalu -
Guru Honorer di Kota Medan Meringis, Dana Insentif Belum Diterima 3 Bulan
41 menit lalu -
Sri Mulyani Akui Kompleksitas dalam Transisi Energi
25 menit lalu -
Terdakwa Kasus Pemerkosaan Anak di Jakut Divonis 9 Tahun, RPA Perindo Apresiasi
22 menit lalu -
Erick Thohir Perbarui Mekanisme Penugasan Khusus BUMN, seperti Apa?
20 menit lalu -
Segini Besaran THR Pensiunan PNS 2023, Bisa Dapat Jutaan Rupiah
48 menit lalu -
Gibran: Persiapan Solo Sambut Piala Dunia U-20 Sudah Matang
33 menit lalu
6 Fakta Utang Indonesia Dikritik, Kemenkeu Siap Debat dengan Demokrat

JAKARTA - Utang Indonesia jadi sorotan Partai Demokrat. Menurut partai tersebut, rezim di bawah Presiden Jokowi akan meninggalkan utang di atas Rp7.000 triliun.
Namun demikian, Kementerian Keuangan menjelaskan soal besaran utang tersebut. Termasuk alasan utang dan manfaat utang tersebut bagi bangsa.
Okezone pun merangkum fakta-fakta menarik terkait utang yang dikritisi Partai Demokrat, Senin (30/1/2023):
1. AHY Kritik Utang RI
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengkritik soal utang luar negeri Indonesia yang saat ini menumpuk. Menurutnya hal ini berdampak negatif pada kondisi perekonomian masyarakat.
Baca Juga: Pernah Terjerat Utang, Pria Ini Hijrah & Buka Usaha Punya Omzet Rp285 Juta/Bulan
"Cadangan devisa kian menipis lantaran harus menahan nilai tukar Rupiah yang belakangan ini melemah. Kita juga tahu gelombang PHK yang terjadi di sana-sini. Ini semua mengancam masa depan dan nasib para buruh dan pekerja nasional," ujar AHY.
2. Kemenkeu Tanggapi Kritikan AHY
Menurut Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo, dalam kurun 2015-2019 rasio utang Indonesia dapat dijaga pada level maksimal 30%. Di mana saat penerimaan negara melandai dan kebutuhan pembiayaan berbagai belanja publik meningkat untuk mengejar kemajuan, maka utang menjadi salah satu pilihan.
"Lonjakan tinggi jelas karena pandemi covid. Lihat saja lonjakan dari 30% ke 39,38% dalam setahun di 2020, demi menangani dampak kesehatan, sosial dan ekonomi karena Covid-19," ujarnya.
Baca Juga: Berapa Utang Indonesia ke Dunia? Awas Kaget, Ternyata Segini
Yusninus mengakui bahwa ini bukan keniscayaan dan justru menunjukkan tanggung jawab pemerintah yang sekarang diapresiasi sebagai salah satu negara yang berhasil mengatasi pandemi dengan baik.
Di 2020-2021 mencapai 10,8% (accumulated fiscal deficit). Namun dibandingkan negara lain di periode yang sama, ini lebih kecil. Misal Thailand 17%, Filipina 22,1%, China 11,8%, Malaysia 13,6%, dan India 16,5%.
3. AHY Dinilai Tidak Punya Data Lengkap
Menurut Yustinus, Ketum Partai Demokrat perlu mendapat asupan informasi yang komprehensif soal ini. Kerja keras APBN yang pruden, efisien dan antisipatif menekan defisit berkonsekuensi pada pembiayaan.
"Realisasi utang 2022 hanya Rp688,54 triliun atau 73% dari target. Tentu tak mudah mengelola ini. Betul bahwa posisi utang akhir 2022 Rp7.733,99 triliun. Besar ya? Iya! Sudah saya jelaskan konteks dan reasoning di atas. Kue ekonomi dan produktivitas kita pun membaik. Rasio utang sudah turun dari 40,74% di 2021 menjadi 39,57% di 2022. Mosok dibilang ugal-ugalan sih? Optimis ya Mas" kata Yustinus.