-
Timnas Indonesia dalam Bahaya, Media Vietnam Sebut China Tetap Jadi Tuan Rumah Piala Asia 2023
54 menit lalu -
Efek India Dibekukan, PSM Makassar Berpotensi Lolos Otomatis ke Final AFC Cup 2022 Antarzona jika Kalahkan Kuala Lumpur City FC
20 menit lalu -
Wall Street Bergerak 2 Arah, Nasdaq Turun 0,19%
41 menit lalu -
Alexandre Polking Soroti Keterpurukan Thailand di Level Junior
59 menit lalu -
Irjen Panca Ultimatum Bos Judi Terbesar di Sumut Ini Segera Menyerahkan Diri: Saya Cari!
43 menit lalu -
Bang Edi Minta Polri Hati-Hati Tetapkan Tersangka Baru Kasus Ferdy Sambo, Ada Apa?
23 menit lalu -
Rebut Pengaruh Ketokohan, Zulhas Dukung Sandiaga di Pilpres 2024
23 menit lalu -
Dukung Kemerdekaan Indonesia, Wanita Belanda Ini Serahkan Anak Perempuannya ke Soekarno
43 menit lalu -
5 Pahlawan Nasional dari Sumut, Ada Jenderal Bintang 5
42 menit lalu -
5 Pahlawan Perempuan yang Sosoknya Diabadikan di Uang Rupiah
37 menit lalu -
Liverpool Kutuk Ancaman untuk Joachim Andersen
21 menit lalu -
Lenggak-lenggok Sri Mulyani Bareng Bestie Menlu Retno di Gedung DPR
28 menit lalu
6 Fakta Utang RI Capai Rp7.040 Triliun, Negara Lain Kondisinya Lebih Gawat

JAKARTA - Utang Indonesia capai Rp7.040 triliun. Namun Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, besarnya utang di negara lain rasionya lebih besar dan dramatis.
Sri Mulyani juga memastikan bahwa Indonesia tidak akan seperti Sri Lanka yang kesulitan membayar utang jatuh temponya.
Okezone merangkum fakta-fakta menarik terkait besaran utang RI, Sabtu (25/6/2022):
1. Rasio Utang RI Turun
Rasio utang RI terhadap PDB saat ini sebesar 39% dengan nominal utang Rp7.040,32 triliun. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani utang luar negeri Indonesia justru semakin menurun di tengah kondisi global yang tidak pasti dan bergejolak.
Bahkan, rasio utang ini dinilainya sehat karena adanya penurunan rasio terhadap PDB.
Baca Juga: Utang RI Capai Rp7.000 Triliun, Menko Luhut: Itu Masih Kecil, Tidak Masalah
2. Utang di Negara Lain Bagaimana?
Jika dibandingkan utang negara lain, tentu rasio utang Indonesia masih lebih kecil.
"Beberapa negara bahkan rasio utangnya dramatis, sudah mencapai di atas 60% bahkan ada yang 80% bahkan 100% terhadap PDB," ungkap Sri dalam UI International Conference on G20.
3. Kondisinya Lebih Dramatis
Menurutnya, masih banyak negara yang mengalami defisit sangat dalam. Bahkan bagi negara yang berpenghasilan rendah dan rentan, kondisinya menjadi tidak berkelanjutan.
Dia merasa khawatir melihat banyaknya negara berpenghasilan rendah yang berada dalam risiko yang sangat mengerikan atau mendekati krisis keuangan.
"Menurut IMF, lebih dari 60 negara berada dalam kondisi yang sangat rentan secara finansial. Oleh karena itu, dunia perlu merespon," pungkas Sri.
4. Utang RI Aman
Sri mencatat penerimaan yang kuat dari ledakan komoditas berhasil mendorong penurunan rasio utang terhadap PDB sebesar 13%.
"Pandemi sekarang sudah memasuki tahun ketiga, tapi masih banyak negara yang mengalami defisit sangat dalam. Beberapa negara bahkan rasio utangnya dramatis, sudah mencapai di atas 60% bahkan ada yang 80% bahkan 100% terhadap PDB," ungkap Sri dalam UI International Conference on G20.
5. Awas Tragedi Subprime Mortgage Crisis Amerika
Akademisi dan Praktisi Bisnis Rhenald Kasali mengatakan, yang dialami Amerika Serikat ketika krisis perekonomian 2008 disebut dengan subprime mortgage crisis. Tentu apa yang terjadi di AS waktu itu perlu diwaspadai karena jumlah utang Indonesia terus meningkat.