-
Hasil Drawing 16 Besar Liga Europa: Manchester United vs AC Milan!
46 menit lalu -
Aglaonema Asal Aceh Tembus Pasar Ekspor Jepang
45 menit lalu -
Diego Michiels Heran dengan Kabar Timnas U-23 Lawan Selebritis FC
55 menit lalu -
Briptu PN yang Bikin Heboh Kebon Kacang Ternyata Pernah Tersandung Narkoba
52 menit lalu -
Hasil Drawing Babak 16 Besar Liga Eropa 2020-2021, Manchester United vs AC Milan
51 menit lalu -
Perempuan yang Menikah dengan Petempur ISIS Dilarang Kembali ke Negara Asal
46 menit lalu -
Jalin Sinergi Produk dan Layanan, Aprindo Gandeng Pegadaian
53 menit lalu -
5 Bahasa Cinta untuk Pasangan
45 menit lalu -
Aldi Taher Sindir Giring yang Mengkritik Anies Baswedan
55 menit lalu -
Apa Perbedaan Vaksin China, Sinovac dan Sinopharm Serta 5 Merek Lainnya?
28 menit lalu -
AS Roma, Olympiakos, Dynamo Kiev dan Dinamo Zagreb Lolos 16 Besar Liga Europa
55 menit lalu -
5 Trofi Ballon dOr Dimenangkan Cristiano Ronaldo, Mana yang Paling Sensasional?
45 menit lalu
Alat Deteksi Covid-19 GeNose akan Diterapkan di KA dan Bus

JAKARTA -- Penggunaan alat deteksi Covid-19 karya anak bangsa, GeNose, akan mulai diterapkan pada moda transportasi bus secara acak pada 5 Februari 2021.
"GeNose adalah alat pendeteksi Covid-19 buatan Indonesia, yang diinisiasi oleh tim peneliti dari UGM. Saat ini sudah mendapatkan persetujuan edar dari Kemenkes dan Satgas Penanganan Covid-19. Untuk itu, pada moda kereta api akan diterapkan secara wajib (mandatory) pada tanggal 5 Februari 2021."
"Sedangkan angkutan bus tidak wajib, tapi akan dilakukan pengecekan secara random menggunakan GeNose mulai 5 Februari 2021, yang akan dimulai dari Pulau Jawa terlebih dahulu," kata Menhub Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (24/1).
Menhub sudah meminta Dirjen Perhubungan Darat untuk berkoordinasi dengan para Kadishub di seluruh Indonesia. Jika nanti saatnya dilakukan pengecekan secara acak (random) dan seseorang dinyatakan positif maka yang bersangkutan tidak dibolehkan untuk berangkat.
Ia mengimbau kepada masyarakat yang akan bepergian menggunakan transportasi bus agar tidak memaksakan diri untuk berangkat jika merasa tidak enak badan atau sakit, karena di terminal-terminal bus dilakukan pengecekan secara acak.
"Keinginan dari Bapak Presiden yaitu untuk memastikan konektivitas itu tetap berjalan, tetapi protokol kesehatan juga dijalankan secara baik. Kita ingin semua masyarakat tertib dan membantu pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan dengan baik," katanya.
Budi Karya mengungkapkan alasan mengapa moda transportasi kereta api dan bus menjadi yang pertama untuk diterapkan pengecekan Covid-19 menggunakan GeNose, karena harga tiket pada rute tertentu lebih murah daripada pengecekan tes Covid-19 melalui rapid antigen atau PCR test.
"Karena kereta api ada jarak-jarak tertentu, katakan Jakarta-Bandung Rp 100.000, kalau mesti antigen Rp 100.000 lagi itu kan mahal, apalagi tarif bus yang lebih murah lagi, ada yang cuma Rp 40-50 ribu. Tapi dengan GeNose ini harganya hanya Rp 20 ribu (sekali cek). Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi Rp 15 ribu, jadi lebih terjangkau. Kami sudah pesan 200 unit untuk 44 titik stasiun di seluruh Jawa dan Sumatera," tutur Menhub.
Sementara itu Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan bahwa terminal pertama yang akan menggunakan GeNose adalah Terminal Pulo Gebang.
"Merujuk SE Satgas Penanganan Covid-19, kita masih sepakat untuk masyarakat yang berpergian dengan bus itu sifatnya hanya random sampling. Untuk di Jakarta yang pertama kali dilaksanakan adalah di Terminal Pulo Gebang, dan secara bertahap kita sudah pesan 100 alat GeNose yang akan segera kita distribusikan ke daerah-daerah," katanya.
Berita Terkait
- Kasus Harian Covid-19 Kota Bandung Tembus Rekor Tertinggi
- Selandia Baru Selidiki Dugaan Kasus Varian Baru Corona
- 20 Penghuni Lapas Narkotika Cirebon Positif Covid-19
- Reaksi Khabib Nurmagomedov atas Kekalahan McGregor
- Ekonom: Dampak Quantitative Easing BI Sudah Signifikan