-
Selamat, FIFGroup Sabet 4 Kategori dalam Ajang PR Indonesia Awards 2023
43 menit lalu -
Pernyataan Tegas Shin Tae-yong Jelang Timnas Indonesia vs Burundi: Jangan Anggap Laga Biasa!
57 menit lalu -
Kenapa KPK Rapat Bareng Kepala Daerah di Hotel Bintang 5? Ini Kata Firli Bahuri
50 menit lalu -
Syabda Perkasa Belawa Meninggal Dunia, Pelatih Tunggal Putra Indonesia Merasa Kehilangan
53 menit lalu -
5 Calon Pengganti Mohamed Salah yang Tinggalkan Liverpool, Nomor 1 Penerus Diego Maradona!
40 menit lalu -
Kejari Jakarta Selatan Pastikan Tak Ada Diversi Dalam Perkara AG
28 menit lalu -
Jelang Laga Timnas Indonesia vs Burundi, Riko Simanjuntak Punya Satu Harapan
31 menit lalu -
Hasto: Pemikiran Geopolitik Soekarno Relevan untuk Menghadapi Situasi Saat Ini
21 menit lalu -
Pemkot Surabaya Tunggu Aturan Pusat Soal Thrifting
49 menit lalu -
Gandeng Bank Mandiri, Kementerian ATR/BPN Luncurkan e-PNBP
48 menit lalu -
Bandara Ngurah Rai Stop Operasional Selama Nyepi, Citilink & Thai Airasia Terbang Terakhir
42 menit lalu -
Sukses Kelola Zakat, Ganjar Diberi Penghargaan dari Baznas
54 menit lalu
Anggota Komisi III DPR Pertanyakan Pembentukan Tim Khusus Kasus Kecelakaan Hasya

JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI, Taufik Basari, mempertanyakan tim khusus yang akan dibentuk untuk kasus kecelakaan yang mengakibatkan tewasnya mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Muhammad Hasya Attalah. Ia menanyakan apakah tim ini akan berbentuk tim pencari fakta atau tidak.
Kemudian, kalaupun ada tim gabungan pencari fakta, jangan sampai hanya fokus kepada peristiwa terjadinya kecelakaan. Taufik menekankan, harus dilakukan menyeluruh serta komprehensif untuk menilai proses penanganan kasus tersebut.
"Yang paling pertama kalau kita ingin melihat itikad baik dari pihak kepolisian untuk membereskan ini semua pertama-tama cabut tersangkanya dulu," kata Tobas sapaan Taufik Basari, Kamis (2/2/2023).
Ia merasa, tanpa tim gabungan pencari fakta sebenarnya bisa dilakukan sendiri pihak kepolisian tanpa harus melibatkan orang lain. Sepanjang, lanjut Tobas, polisi menyadari memang ada kekeliruan-kekeliruan yang dijalankan selama ini.
Tobas menekankan, ini sebenarnya yang dikhawatirkan selama ini, ketika ada tim pencari fakta mereka hanya fokus kepada kecelakaan lalu lintasnya. Yang mana, mungkin saja temuan-temuan seperti peristiwa saja dan malah jadi legitimasi.
Nantinya, ia mengaku khawatir, polisi malah mendapatkan semacam legitimasi kalau persoalan ini sebenarnya selesai karena fakta-fakta lapangan hanya seperti itu. Sedangkan, hal-hal lain tidak disentuh karena cuma terkait kejadian kecelakaan.
"Karena itu, tidak ada gunanya kalau kemudian tim gabungan pencari fakta ini hanya fokus kepada kecelakaannya," ujar Tobas.
Ia menambahkan, kalaupun nanti ada tim gabungan pencari fakta, mereka harus menelusuri hal-hal lain sesaat setelah kejadian kecelakaan. Lalu, harus pula ditelusuri pasca kejadian, penanganan, itu semua bagian untuk mencari solusi.
Komisi III DPR RI sendiri seharusnya mengagendakan untuk mengundang keluarga korban dan pendamping, ILUNI FHUI, untuk bertemu di DPR RI. Namun, pertemuan terpaksa ditunda karena bertepatan dengan rencana keluarga membuat laporan ke Polda Metro Jaya.
Laporan dilakukan untuk tindak pidana pembiaran terhadap orang yang membutuhkan pertolongan dan akhirnya meninggal dunia. Selain itu, pertemuan harus dibatalkan karena kebetulan bersamaan waktunya dengan rekonstruksi yang rencananya digelar.
In Picture: Polda Metro Jaya Gelar Rekonstruksi Kecelakaan Mahasiswa UI
- Alasan Keluarga Hasya tak Hadiri Rekonstruksi Ulang, Kuasa Hukum: Malaadministrasi
- Polisi Diminta Segera Cabut Status Tersangka Kecelakaan Hasya
- Rekonstruksi Kecelakaan Hasya, Begini Runtutan Lengkap Adegan Versi Polisi
- Cek 5 Situs Web AI yang Bantu Pekerjaan Anda
- Anggota Komisi III DPR Pertanyakan Pembentukan Tim Khusus Kasus Kecelakaan Hasya