-
Prediksi: Cagliari vs AC Milan
48 menit lalu -
Asuransi Dapat Membantu Petani Bima Hindari Kerugian Akibat Banjir
43 menit lalu -
Casing CVR Terlepas, Basarnas Sebut Bagian Inti Terbuat dari Bahan Kuat
40 menit lalu -
Besok, KPK Panggil Gubernur Bengkulu dan Bupati Kaur Terkait Kasus Suap Edhy Prabowo
53 menit lalu -
Kebakaran di Mall Pluit Junction Sudah Padam
48 menit lalu -
Februari, Kemendikbud Siapkan Materi Persiapan Seleksi Guru PPPK
48 menit lalu -
Biadab, Aksi Tentara Israel Buat Belasan Warga Palestina Terluka
35 menit lalu -
Utrecht Gilas Tamunya, Kini Kembali ke Jalur Kemenangan
46 menit lalu -
Piala Asia U-19 Batal, Pesan Shin Buat Para Anak Asuhnya
56 menit lalu -
Kisah Jatuh Bangun Perusahaan Maskapai Sriwijaya Air
41 menit lalu -
Menanti Keriuhan di Venue PON XX Papua
52 menit lalu -
Viral! Anggota Polisi Gendong Nenek Sebatang Kara yang Terjebak Banjir di Kalsel
24 menit lalu
Antisipasi Covid-19 Melonjak, Epidemiolog Minta Libur Panjang Ditunda

JAKARTA - Epidemolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman meminta agar pemerintah melakukan penundaan jelang libur panjang akhir tahun.
Menurutnya, pelaksanaan libur panjang di berbagai daerah sangat berpotensi membuat penyebaran kasus corona meningkat dengan munculnya klaster baru.
"Pilkada, segala keramaian lainnya, libur panjang dihindari. Ditunda libur bersama ke tahun 2021 saat situasi lebih aman," kata Dicky kepada Okezone, Rabu (18/11/2020).
Baca juga:
Pesan Satgas Covid-19 ke Provinsi yang Kasus Positifnya tinggi
Vaksin Covid-19 Hanya untuk Orang Sehat
8 Provinsi Laporkan Lebih 100 Kasus Positif Covid-19, DKI Terbanyak Capai 1.037
Menurut Dicky, pemerintah bisa mengganti libur panjang tersebut pada 2021 jika kondisi pandemi corona sudah lebih baik. Sebab saat ini kondisi corona masih menunjukkan angka yang mengkhawatirkan.
Selain itu, kata Dicky, pemerintah juga harus memastikan perayaan natal dijaga dengan ketat sesuai protokol kesehatan. Dengan begitu dapat menghindari potensi klaster baru pada perayaan natal.
"Natal diadakan dalam kondisi pengetatan kapasitas, dan pengaturan jarak dengan protokol Covid-19 safety," tandasnya.
Lebih jauh Dicky menambahkan, pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap penanganan Covid-19. Hal itu perlu dilakukan mengingat pandemi masih belum menunjukkan angka penurunan yang signifikan.
"Dievaluasi dan diperbaiki sesuai rekomendasi IAR, IHR, dan WHO kemarin," tandasnya.