-
Berikut Ini 10 Lokasi Bazar Ramadan Pemkab Karawang, Lengkap!
59 menit lalu -
Fostan Rangkum Pahit Manis Nostalgia dalam Lepas Semua
54 menit lalu -
PBB: Korban Penghilangan Paksa dan Penculikan Korut Harus Dapatkan Keadilan
55 menit lalu -
Bahas Transaksi Janggal Rp349 Triliun, 3 Anggota Komisi III yang Ditantang Mahfud MD Hadir di Rapat
44 menit lalu -
Senyum Semringah, Mahfud MD Siap Buka-bukaan Transaksi Janggal Kemenkeu
46 menit lalu -
Update Covid-19 Per 29 Maret 2023: Positif 6.745.453, Sembuh 6.579.584 dan Meninggal 161.008 Orang
30 menit lalu -
Konsolidasi di Medan, PDIP Ingin Perkuat Kemenangan di Sumut pada Pemilu 2024
18 menit lalu -
DPR Persoalkan PPATK Laporan ke Menko Polhukam soal Transaksi Janggal Rp349 T, Mahfud MD: Loh Saya Ketua
18 menit lalu -
Guru Honorer di Kota Medan Meringis, Dana Insentif Belum Diterima 3 Bulan
35 menit lalu -
Pimpin RDP Transaksi Janggal Kemenkeu, Ahmad Sahroni: Sudah Siap untuk Perang?
56 menit lalu -
China Sebut Rencana Pertemuan DPR AS dan Presiden Taiwan Sebagai Provokasi Serius
47 menit lalu -
Erick Thohir Perbarui Mekanisme Penugasan Khusus BUMN, seperti Apa?
14 menit lalu
Aspek keamanan digital masih butuh perhatian

JAKARTA (IndoTelko) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan hasil survei Indeks Literasi Digital Tahun 2022.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel A Pangerapan menyatakan kenaikan itu lebih dominan dalam aspek budaya digital dan etika digital. Menurutnya, untuk aspek kemanan digital masih membutuhkan perhatian dan upaya bersama seluruh pemangku kepentingan.
"Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2022 terdapat peningkatan sekitar nol koma nol lima poin. Dari sebelumnya 3,49 sekarang sudah mencapai 3,54 angka agregat," jelasnya.
Dinyatakan, secara umum ada peningkatan dari aspek budaya digital dan etika digital. "Sekarang ada di angka 3,48. Kemudian, untuk digital skill-nya masih berada di sekitaran 3,52. Etika digital juga mengalami peningkatan 3,68. Ini adalah hasil yang kita dapatkan dari tahun lalu kita adakan survey," tuturnya.
Menurutnya, dalam aspek indeks keamanan (safety) masih perlu diperhatikan karena masih rendah.
"Nilainya baru 3,12, makanya banyak fenomena di masyarakat seperti misalnya banyak tertipu dan terpedaya oleh orang-orang yang punya niatan jahat," tuturnya.
Sejak tahun 2020, Kementerian Kominfo telah melalukan tiga kali survei Indeks Literasi Digital Nasional. Dirjen Semuel menyatakan survei itu ditujukan untuk mengetahui status literasi digital.
"Hasil pengukuran kita bagi dengan wilayahnya. Bagaimana di wilayah-wilayah tertentu, memang ada perbedaan. Kalau kita lihat misalnya di Jogja, literasi digital masyarakatnya 3,64. Begitu pula di Kalimantan Barat, jumlahnya sama. Ketiga adalah Kalimantan Timur dan keempat Papua Barat, masing-masing mendapat nilai 3,62. Selanjutnya, di urutan lima ada Jawa Tengah dengan tingkat literasi digital masyaraktnya sebesar 3,61," jelasnya.
Ditambahkannya, hasil survei juga menunjukkan upaya peningkatan literasi digital masyarakat di setiap provinsi, hal itu dibutuhkan agar program literasi digital bisa tepat sasaran.
"Tujuan pengukuran ini untuk mengetahui pemahaman literasi digital masyarakat di Indonesia. Kita ingin tahu petanya di mana saja yang perl]u dilakukan literasi digitalnya untuk ditekan lebih masif lagi," tandasnya.
Dijelaskan, iterasi digital ini terbagi menjadi tiga segmen, yaitu pendidikan, pemerintahan (TNI dan Polri) dan masyarakat umum. Jika dilihat di segmen Pendidikan, 3,70. Sedangkan segmen pemerintahan 3,74 dan di segmen masyarakat umum 3,50.
"Jadi, kami dalam melaksanakan ini bekerjasama dengan katadata dan saat ini telah memasuki tahun ketiga melakukan survei. Harapannya, kita bisa mengukur bagaimana tingkat literasi digital masyarakat dan kita bisa menyikapi bagaimana kita melakukan literasi kepada masyarakat," ungkapnya.(wn)