GenPI.co - Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon Buya Yahya membeberkan kajian Islam terkait hukum minum dengan menggunakan tangan kiri.

Hal tersebut diungkapkan Buya Yahya dalam ceramah yang dilansir dari kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Minggu (27/11/2022).

Menurut Buya Yahya, meski minum adalah hal yang mudah dilakukan, dia mengimbau agar kaum muslimin dapat melakukannya sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.

"Ada cara atau adab yang dicontohkan Rasulullah SAW, di antaranya tidak boleh menggunakan tangan kiri," kata Buya Yahya.

Buya Yahya menjelaskan, umat Islam dianjurkan melakukan adab dalam melakukan sesuatu, termasuk makan dan minum.

Buya Yahya pun mengungkapkan, bahwa masih ditemukan sebagian orang-orang yang menghadiri majelis, tetapi minum menggunakan tangan kiri.

"Minum tangan kiri, glek glek glek di masjid, apa tidak malu dengan Rasulullah SAW? Masih ada yang seperti itu, lah kok bisa, padahal kan ada ilmunya," kata Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya, salah satu adab minum bagi umat muslim adalah minum menggunakan tangan kanan, dan napasnya dibuang ke luar.

Walaupun tidak dihukumi haram menggunakan tangan kiri, tetapi menggunakan tangan kanan adalah tanda hati tersambung dengan Rasulullah SAW.

Buya Yahya mencontohkan, misalnya tangan seseorang sebelah kanan sedang sakit, dan terpaksa harus minum karena kebutuhan, maka hendaknya orang tersebut ingat seharusnya dia pakai tangan kanan dan mengucap istighfar memohon ampun kepada Allah SWT.

"Ya Allah aku minta ampun seharusnya menggunakan tangan kanan sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW, karena tangan kananku sakit, maka terpaksa aku minum dengan tangan kiri," jelas Buya Yahya.

Namun, untuk menebus jika telanjur menggunakan tangan kiri, maka hendaknya meminum menggunakan tangan kanan sebanyak tiga kali sembari tahan napas, setelah itu buang napas setelah selesai minum.

Menurut Buya Yahya, adab minum untuk orang Islam dengan menggunakan tangan kanan, karena hewan primata dan orang kafir pun bisa menggunakan tangan kanan.

"Perbedaannya apa, kesadaran Anda untuk mengikuti Rasulullah SAW, bukan sunah-sunahan. Tidak harus secara meriah, mengikuti Nabi Muhammad SAW mulai dari yang ringan-ringan," kata Buya Yahya. (*)

Simak video berikut ini: