-
Lionel Messi Tak Masuk Team of the Year FIFA 21, Fans Barcelona Murka
55 minutes ago -
Man United Belum Ajukan Penawaran Apa pun kepada Inter Milan Terkait Eriksen
49 minutes ago -
Intip Momen Pertama Georgina Rodgriguez Umbar Kedekatan dengan Cristiano Ronaldo Jr
54 minutes ago -
Man United vs Liverpool, Solskjaer Tak Mau Iri dengan Lini Serang The Reds
40 minutes ago -
Dewan Muslim Los Angeles Apresiasi Gerak Cepat Joe Biden
53 minutes ago -
Mimpikan Sosok Misterius di Masjidil Haram, Dika Jadi Mualaf
45 minutes ago -
Milan vs Atalanta, Pioli: Mandzukic Siap Beri Kejutan
37 minutes ago -
Satgas IDI Sebut PPKM Tidak Cukup Efektif Bendung Kasus Covid-19
44 minutes ago -
Selebrasi Edinson Cavani Terinspirasi Gaya Suku Indian
35 minutes ago -
Jadwal Semifinal Thailand Open 2021 Hari Ini: 2 Harapan Indonesia
30 minutes ago -
Intip Momen Pertama Georgina Rodriguez Umbar Kedekatan dengan Cristiano Ronaldo Jr
54 minutes ago -
Polda Metro Akan Kembangkan Teknologi ETLE
53 minutes ago
Baznas: Ada Perusahaan Tetap Berzakat Meski Tertimpa Krisis

JAKARTA -- Direktur Utama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) pusat, M Arifin Purwakananta, menuturkan, masih ada umat Muslim yang tetap membayar zakat maupun bersedekah di tengah pandemi meski dilanda krisis. Keberadaan mereka memberikan harapan saat Indonesia menghadapi tantangan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
"Kami di Baznas memperkirakan tetap ada dari kelompok-kelompok yang terkena krisis tersebut yang masih bisa berzakat, karena faktor di luar ekonomi. Misalnya ketaatan atau keyakinan bahwa sedekah akan menolak bala," tutur dia dalam agenda konferensi World Zakat Forum 2020 yang digelar secara daring, Selasa (1/12).
Umat Muslim dari kalangan tersebut, lanjut Arifin, juga memiliki semangat bahwa krisis ini justru membuatnya harus menolong banyak orang yang kesulitan saat pandemi. Dia mengatakan, ada perusahaan kosmetik yang terkena krisis akibat pandemi, tetapi tetap menyumbang donasi puluhan miliar ke Baznas untuk pengadaan Alat Pelindung Diri (APD).
"Banyak mal yang tutup, dan orang-orang pun tidak perlu dandan atau memakai make up. Bisa dibayangkan, betapa turunnya penjualan make up. Dan ini bukan hanya satu contoh, tetapi banyak sekali contoh-contoh lain," tuturnya.
Arifin mengakui, saat ini ada tantangan ekonomi di Indonesia terutama ketika memasuki triwulan ketiga. Pertumbuhan ekonomi negara pun sempat minus 5 persen dan tumbuh sedikit menjadi minus 3 persen. Dampaknya, jumlah muzakki turun dan jumlah mustahik naik.
"Ini keadaan yang kita bisa terima dan terjadi juga di beberapa negara, tidak saja di Indonesia tetapi juga ada di banyak negara," jelasnya.
Namun, Arifin tetap melihat peluang walaupun ada di tengah krisis. Apalagi Indonesia termasuk 10 negara yang dermawan. Karena itu, Baznas berupaya menyasar kalangan yang masih bisa menunaikan zakat atau sedekah meski terkena krisis.
"Kami menyadari, meski ada krisis, kami melihat ada peluang yang ditawarkan oleh Allah SWT sehingga Baznas mencoba mengambil peluang itu dengan menyisir kelompok-kelompok yang terkena krisis tetapi masih bisa berzakat dan bersedekah," tuturnya.
- Pandemi Sadarkan Pentingnya Kerja Sama Perzakatan Dunia
- Baznas Siapkan 1.000 Guru Siaga Bencana
- Wapres Sampaikan Pentingnya Peran WFZ di Masa Pandemi
- Baznas: Ada Perusahaan Tetap Berzakat Meski Tertimpa Krisis
- Pusat Pemantauan Turki-Rusia di Karabakh Siap Beroperasi