-
Klasemen Sementara Grup A Piala AFF U-19 2022 Kelar Laga Timnas Indonesia U-19 vs Timnas Vietnam U-19: Skuad Asuhan Shin Tae-yong Hampir Juru Kunci!
46 menit lalu -
Timnas Indonesia U-19 vs Brunei Darussalam: Marselino Ferdinan Tak Mau Remehkan Lawan yang Baru Kena Bantai Myanmar 0-7
37 menit lalu -
Gadis 20 Tahun Pulang dengan Kemaluan Berdarah, Pengakuannya Bikin Syok
45 menit lalu -
Wall Street Sepekan Terburuk Sejak 1970
41 menit lalu -
136 Rumah yang Kebakaran di Pasar Gembrong Direvitalisasi, Begini Konsepnya
56 menit lalu -
Gempa M5,3 Guncang Bitung Sulut
50 menit lalu -
Kabar Gembira Buat Petani Porang, Keran Ekspor ke China Dibuka Lagi
51 menit lalu -
Muhammad Ferrari Cedera, Shin Tae-yong Ogah Pandang Remeh Laga Timnas Indonesia U-19 vs Brunei Darussalam
48 menit lalu -
Mayang Ternyata Tidak Dapat Beasiswa dari Kampus, Tetapi...
35 menit lalu -
Baru 30% Kursi PPPK Terisi, Pengangkatan Massal Mendesak, Jika Tidak...
49 menit lalu -
Kisah Lansia Panti Sosial Jauh dari Keluarga
32 menit lalu -
Cerita Joe Taslim di Balik Proses Syuting Iklan Terbaru
56 menit lalu
Belah Sungai Bengawan Solo, Jembatan Kaliketek Jadi Saksi Perjuangan Melawan Belanda

BOJONEGORO - Jembatan Kaliketek Bojonegoro menyimpan sejarah panjang tentang rekam jejak peninggalan Belanda. Jembatan itu menjadi salah satu akses penghubung di masa lalu antara Tuban yang merupakan daerah pelabuhan dengan daerah-daerah di selatan yang masih berupa hutan belantara.
Aksesnya yang membelah Sungai Bengawan Solo menjadikan Belanda memikirkan cara bagaimana memobilisasi kekayaan alam dari Bojonegoro dan sekitarnya ke pelabuhan di Tuban.
Pemerhati sejarah Bojonegoro Djony susanto mengungkapkan, berdasarkan catatan sejarah yang ada Jembatan Kaliketek itu dibangun selama tiga tahun pada 1916 hingga 1919. Selama masa pendudukan Belanda di Indonesia, Jembatan Kaliketek menjadi akses penting penghubung antara daerah pelabuhan di Tuban, Rembang, dengan daerah-daerah di selatan Bojonegoro yang memiliki kekayaan alam.
"Kemudian ketika Jepang masuk Bojonegoro dirusak sendiri oleh Belanda, dengan tujuan agar Jepang tidak bisa leluasa masuk Bojonegoro. Belanda mencoba merusak jembatan sisi selatan, itu ada bagian jembatan yang berbeda," ucap Djony, kepada MPI, Selasa (17/5/2022).
Nama Kaliketek sendiri diambil dari sebuah nama sungai kecil sesuai peta era masa kolonial Belanda. Sungai ini bermuara ke Sungai Bengawan Solo dan berada di timur Jembatan Kaliketek yang ada saat ini.
Baca juga: Kerap Jadi Lokasi Bunuh Diri, Ini Sosok Misterius 'Penarik' Jembatan Kaliketek Bojonegoro
Di masa kependudukan Jepang, Jembatan Kaliketek yang dibangun oleh Belanda menjadi akses lalu lintas penting. Bahkan demi menjaga keamanan sekitar area Sungai Bengawan Solo, Jepang membangun semacam benteng kecil di kiri dan kanan jalan Jembatan Kaliketek.
Baca juga: Pencarian Korban Perahu Tenggelam di Bengawan Solo Diperluas hingga 50 Kilometer
"Jembatan ini jadi akses strategis, pihak Jepang membangun benteng di sisi kiri dan kanan Jembatan Kaliketek, benteng kecil untuk mengawasi baik lalu lintas di Bengawan atau aktivitas di utara Bengawan Solo," katanya.