-
Optimis Tatap MotoGP Italia 2022, Aprilia Yakin Bisa Bersaing dengan Quartararo hingga Enea Bastianini
55 menit lalu -
Tidak Alami Cedera Parah, Thiago Alcantara Bisa Main di Final Liga Champions
40 menit lalu -
Narapidana F Kendalikan Bisnis Narkoba Sebanyak Ini dari Lapas, Terancam Hukuman Mati
53 menit lalu -
Mohamed Salah Beri Kepastian Soal Masa Depannya di Liverpool
28 menit lalu -
Dukung Digitalisasi UMKM, GoSend Luncurkan Buku Kiat Jitu
48 menit lalu -
Residivis Pemerkosa Anak di Bawah Umur Kembali Ditangkap Polisi
38 menit lalu -
Kemenag Jayapura Ajak Umat Jaga Toleransi
13 menit lalu -
Bus Damri Terbakar, Jasa Marga Imbau Pengendara Hati-Hati di Tol Purbaleunyi KM 67
21 menit lalu -
BMKG: Waspadai Dampak Bibit Siklon Tropis 92W di Laut Filipina
38 menit lalu -
Hikmah Diharamkannya Minuman Beralkohol Bagi Kesuburan Reproduksi
53 menit lalu -
Perkuat Pertahanan IKN Nusantara, Panglima TNI Ajukan Penambahan Alutsista
34 menit lalu -
Ini Deretan Pria yang Pernah Diisukan Dekat sama Wika Salim
38 menit lalu
Belanda Kembangkan Suntik Tanpa Jarum

BELANDA - Para peneliti di Belanda sedang mengembangkan teknologi laser yang memungkinkan proses penyuntikan berlangsung tanpa jarum.
Takut jarum suntik barangkali adalah salah satu penyebab keengganan sejumlah orang menjalani proses vaksinasi Covid-19. Namun, itu akan menjadi cerita lama bila para peneliti Belanda sukses mengembangkan teknologi laser yang memungkinkan vaksin dimasukkan ke tubuh tidak melalui jarum suntik.
Teknologi yang disebut "Bubble Gun" ini memanfaatkan laser yang memungkinkan tetesan-tetesan kecil cairan di luar permukaan kulit merembes masuk ke tubuh.
Baca juga: Takut Jarum Suntik? Ini Uji Coba Vaksin Covid-19 Tanpa Disuntik Sudah Dimulai
David Fernandez Rivas, seorang profesor di Twente University, Belanda, memimpin penelitian itu. Pria yang juga tercatat sebagai peneliti di Massachusetts Institute of Technology. Amerika Serikat, ini mengatakan, proses suntik laser ini lebih cepat daripada gigitan nyamuk dan seharusnya tidak menimbulkan rasa sakit karena ujung saraf di kulit tidak disentuh.
"Jadi, dalam hitungan milidetik, tabung yang berisi cairan dipanaskan oleh laser. Gelembung kemudian terbentuk dalam cairan. Cairan itu kemudian akan keluar dengan kecepatan 100 kilometer per jam. Kita bisa melihat bagaimana cairan itu keluar dan menembus kira-kira satu milimeter kedalaman kulit," jelasnya.
Baca juga: Cerita Peserta Vaksinasi Covid-19 di Mal GI yang Takut Jarum Suntik
Rivas berharap teknologi ini tidak hanya akan membantu lebih banyak orang mendapatkan vaksinasi, tetapi juga akan mencegah risiko kontaminasi melalui jarum suntik dan mengurangi limbah medis.