-
DPMPTS Jabar: Realisasi Investasi 2022 Mencapai Rp 174,6 Triliun
39 menit lalu -
Indonesia Moeda Kalbar: Erick Thohir Figur Tepat Pilihan Anak Muda
49 menit lalu -
Mentan SYL Minta Jajaran Perkuat Harmonisasi, Ini Tujuannya
48 menit lalu -
Chelsea Jor-joran Keluarkan Rp5 Triliun untuk Belanja Pemain pada Januari 2023, Jurgen Klopp Geleng-Geleng Kepala
44 menit lalu -
112.835 Balita di Depok Jadi Sasaran Bulan Vitamin A
49 menit lalu -
Ekonom Ingatkan BI Dampak Kenaikan Suku Bunga AS: Harus Hati-Hati
51 menit lalu -
BPN Gerakan 1 Juta Patok Tanah, Banten Bakal Pasang 28.000, Paling Banyak Daerah Ini
31 menit lalu -
Polri Gelar Wayang Kulit, Perkuat Sinergi TNI-Polri dan Masyarakat
47 menit lalu -
Hasil NBA 2022-2023 Hari Ini: Ada 8 Laga, Utah Jazz dan Boston Celtics Kompak Kalah
23 menit lalu -
Tekan Lonjakan Harga Beras, NFA bersama Bulog Genjot SPHP
50 menit lalu -
Adaptasi Go Green, Konsep Tata Ruang Ganjar Perhatikan Aspek Lingkungan
36 menit lalu -
Sultan Johor: Larangan Muslim Ikut Ritual Agama Lain tidak Bertentangan dengan Toleransi
27 menit lalu
0
Besok, Desa Adat Kuta Gelar Upacara Nangluk Merana

Tahun ini upacara Nangluk Merana kembali digelar normal, setelah selama dua dilaksanakan secara sederhana lantaran ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista mengatakan upacara Nangluk Merana akan kembali digelar seperti semula, setelah dua tahun sebelumnya dilakukan penyederhanaan. Hal itu lantaran kondisi di lapangan sudah kondusif. "Kalau tahun lalu itu Pelawatan dari masing-masing banjar tidak lunga ke Pura Dalem Kahyangan. Setelah Pelawatan melaksanakan upacara di masing-masing perempatan wilayah, Ida Pelawatan langsung balik ke payogan masing-masing. Tapi tahun ini kita kembalikan seperti saat sebelum pandemi," jelas Wasista, Senin (28/11).
Wasista mengatakan prosesi upacara di masing-masing perempatan akan dilaksanakan mulai pukul 07.00-11.00 Wita. Dalam satu lokasi upacara prosesi biasanya memakan waktu selama satu jam. Selanjutnya pada pukul 12.00 Wita, Ida Pelawatan seluruhnya akan diiring untuk distanakan di Pura Dalem Kahyangan, yang menjadi pusat pelaksanaan upacara Nangluk Merana. "Ada beberapa pelawatan dari 6 banjar yang nantinya akan distanakan di Pura Dalem Kahyangan, di antaranya dari Banjar Pelasa, Pemamoran, Jaba Jero, Pande, Tegal, dan Tanjung Pikat Banjar Segara," rinci Wasista.
Beberapa titik persimpangan yang menjadi lokasi upacara yang dilaksanakan oleh masing-masing banjar, yaitu Jalan Majapahit, pada titik batas gebyok kaler, tengah, dan kelod. Kemudian Catus Pata Bemo Corner, pertigaan Pasar Kuta titik depan Pura Desa, titik Ciri Banjar Temacun, Perempatan Kalianget Sengol Kuta, Perempatan SD 1 Kuta, Pertigaan Buni Sari, Pura Unggan-unggan depan Pantai Kuta (deoan hotel Grand Ina Kuta). Kemudian depan pertigaan Pasar Seni Kuta, Patung Baruna simpang Banjar Segara, Perempatan Jalam Kediri, serta Pantai Kuta titik depan Pura Segara. Atas hal itu, Wasista memohon permakluman kepada masyarakat.
"Jika dalam prosesi nantinya berpotensi menimbulkan dampak gangguan kelancaran arus lalin. Kami akan mengupayakan agar tidak sampai terjadi penutupan arus lalin secara permanen, saat upacara berlangsung. Melainkan dengan mengutamakan sistem buka tutup," kata Wasista lagi.
Meski demikian, lanjut dia, hanya Jalan Majapahit yang akan ditutup total selama prosesi upacara dilaksanakan. Sebab di sana upacara akan dilaksanakan di tengah jalan. Wasista berharap para pengendara dapat mencari jalur alternatif. "Setelah jam 12 (pukul 12.00 Wita) arus lalin akan kembali normal, karena upacara terpusat di Pura Dalem Kahyangan," katanya.
Terkait hal ini, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan sejumlah instansi. Petugas yang akan terlibat dalam mengatensi upacara tersebut berasal dari Dishub Badung, Satpol PP, Koramil Kuta, Polsek Kuta, Pecalang Desa, Jagabaya, Linmas Kelurahan Kuta, Satpam Pasar Seni, serta Satgas Pantai Kuta. Nantinya jalur terkait akan dijaga petugas, yang sekaligus akan mengarahkan pengendara.
Menariknya tahun ini menjadi ajang keterlibatan penuh serati desa, yang menggarap sarana upakara. "Sebelumnya upakara itu biasanya digarap oleh gria. Hal itu dilakukan sebagai bahan agar ke depannya seluruh banten upakara dapat digarap oleh para serati, yang berada di bawah BUPDA. Hal itu juga sebagai langkah efisiensi dalam upaya meringankan beban krama," kata Wasista. *dar
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali