-
Manchester United Disebut Cetak Rekor Istimewa Usai Liverpool Kalah dari Real Madrid di Final Liga Champions 2021-2022
42 menit lalu -
Tim Putri Indonesia Sabet Medali Emas di Kejuaraan Dunia Arung Jeram 2022
51 menit lalu -
Hugo Gomez Genjot Fisik di Brasil, Sentil Pemain Baru Madura United, Keras
58 menit lalu -
Regu Penyelamat Terbangkan Drone Rendah di Sepanjang Titik Sungai Aare
51 menit lalu -
Baliola Edukasi NFT pada Gelaran JJF 2022
31 menit lalu -
Bali Bangkit Cup 2022 Memperkokoh Semangat Pemulihan Bali
35 menit lalu -
TNI AL Gagalkan Upaya TKI Masuk Secara Ilegal Ke Malaysia
35 menit lalu -
Regu Penyelam Dilengkapi Sensor Deteksi Diterjunkan, Demi Menemukan Emmeril Khan Mumtadz
36 menit lalu -
Siang Itu, Pengendara Motor Bertubuh Gemuk Digotong Warga, Setelah Diturunkan, Bablas
56 menit lalu -
TNI AL Gagalkan Penyelundupan TKI Ilegal ke Malaysia
51 menit lalu -
Tatap IBL 2022, Prawira Bandung Lakukan Psikotes Pemain
26 menit lalu -
Lihat Tuh Foto Calon Aspri Hotman Paris Seksi dan Montok, Setuju?
57 menit lalu
BI Tahan Suku Bunga 3,5% di Awal 2022

JAKARTA - Bank Indonesia memutuskan untuk kembali mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate ( BI7DRR ) sebesar 3,5% basis poin (bps). Kebijakan ini menjadi keputusan awal 2022 dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada tanggal 19-20 Januari.
Demikian pula dengan suku bunga Deposit Facility, tetap sebesar 2,75% dan suku bunga Lending Facility tetap di angka di level 4,25%.
Baca Juga: BI Diprediksi Tahan Suku Bunga di 3,5%
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas inflasi, dan nilai tukar rupiah dan sustain keuangan di tengah tekanan eksternal yang meningkat demi mendukung pemulihan ekonomi nasional.
"Berdasarkan assessment secara keseluruhan, Rapat Dewan Gubernur BI pada tanggal 19 sampai 20 Januari memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate sebesar 3,5%," kata Perry di Jakarta, Kamis (20/1/2022).
Baca Juga: Disentil Gubernur BI, Bunga Kredit Perbankan Turun?
Menurut Perry, BI juga terus mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dengan tetap mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional. Dalam hal ini, kebijakan moneter tahun 2022 akan lebih diarahkan untul menjaga stabilitas.
"Sementara 4 instrumen kebijakan lain yaitu kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, dan ekonomi keuangan inklusif dan hijau tetap untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.