-
Di Penghujung Ramadhan Rumah Zakat Tetap Berbagi Kado Lebaran Yatim untuk Dhuafa
42 menit lalu -
6 Fakta BLT Subsidi Rp1 Juta , Cek Info dan Kepastian Waktu Pencairannya
56 menit lalu -
Gelar Demo, Massa PPI Minta Polisi Tangkap Nikita Mirzani
52 menit lalu -
Pratama Arhan Dipanggil Timnas Indonesia, Tokyo Verdy Bersedia Lepas?
42 menit lalu -
Jokowi Minta Rakyat Berhemat, Pengamat Singgung Biaya Pemilu 2024
37 menit lalu -
Rumah Zakat Bagikan 12 Paket Syiar Quran di Denpasar Bali
31 menit lalu -
Detik-Detik Eril Putra Ridwan Kamil Terseret Arus Sungai di Swiss
16 menit lalu -
Bomber Liverpool Jadi Pembelian Pertama AC Milan di Musim Panas?
32 menit lalu -
Ingin Bertemu Putin, Zelensky Bilang Ukraina Mau Hidup Damai
22 menit lalu -
Beragam Jenis Kuteks, Percantik Penampilan
22 menit lalu -
Bagi Legenda Liverpool, Marcus Rashford Tak Layak Bela Manchester United
22 menit lalu -
Jadi Kurir Sabu 92 Kilogram, 2 Pemuda Ini Divonis Hukuman Mati
21 menit lalu
Bisnis Properti 2022, Rumah Tapak Masih Diminati Masyarakat

JAKARTA - Sektor properti rumah tapak tahun ini tetap diminati masyarakat. Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) mengungkapkan, sektor properti rumah tapak melanjutkan tren pada kuartal IV tahun lalu.
"Kita melihat sektor rumah tapak tetap bertahan di tengah pandemi, penjualan rumah tapak masih bertahan melanjutkan tren yang kita lihat dari 2020," kata Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim dalam diskusi virtual di Jakarta, Rabu (26/1/2022).
Baca Juga: 2022 Jadi Kebangkitan Properti, Intip Aksi Korporasi Adhi Commuter Properti (ADCP)
Menurut Yunus, minat pasar terhadap sektor rumah tapak masih terbukti cukup tinggi. Ketika pengembang mengeluarkan produk-produk baru tetap mendapatkan respons positif dari pasar.
Hal ini dikarenakan permintaan yang didominasi oleh pengguna akhir atau end users, dan faktor-faktor yang dipertimbangkan di mana salah satunya keterjangkauan harga yang membuat sektor ini tetap memiliki performa yang baik.
Baca Juga: Mahkota Properti Berikan 5 Opsi Percepatan
Dilihat dari sisi keterjangkauan harga, hampir 70% produk yang terjual pada semester II-2021 memiliki harga di bawah Rp1,3 miliar.
"Melihat permintaan yang cukup tinggi tersebut maka pengembang akan terus aktif meluncurkan produk baru, dan beberapa kawasan perumahan yang sebelumnya tidak aktif pun ikut berkontribusi dalam memasarkan produk-produk mereka," katanya.
Sementara itu JLL juga menilai sektor kondominium pada kuartal IV tahun lalu masih dalam kondisi stagnan dengan penjualan yang masih relatif lemah.