-
Jadwal Imsak dan Buka Puasa Magelang Raya Hari Ke-3, Sabtu 25 Maret 2023
41 menit lalu -
Viral Ketua Masjid Meninggal saat Sholat Tarawih dalam Posisi Sujud
34 menit lalu -
Jadwal Imsak dan Buka Puasa Kudus, Jepara, Pati, Blora, Rembang, 25 Maret 2023
30 menit lalu -
Simak Jadwal Imsak dan Buka Puasa Banyumas Raya, Sabtu 25 Maret 2023
33 menit lalu -
Kisah Mualaf Eks Bintang Bayern Munich, Masuk Islam Berkat sang Istri hingga Kini Antusias Sambut Ramadhan
27 menit lalu -
5 Fakta Surat Perintah ICC, Jerman Siap Tangkap Putin Jika Masuk ke Negaranya
50 menit lalu -
FIFA Gandeng Tiara dan Lyodra Idol untuk Lagu Resmi Piala Dunia U-20
36 menit lalu -
Hasil Perempatfinal Swiss Open 2023: Bagas Maulana/Shohibul Fikri Tumbang di Tangan Wakil Malaysia, Ganda Putra Indonesia Habis!
33 menit lalu -
Potret Langka Maria Vania Kepang Dua, Imut Banget!
31 menit lalu -
Anak Ulang Tahun ke-2, Ferdy Sambo Tulis Surat Haru Ungkapkan Rasa Rindu
50 menit lalu -
Hampir 200 Tahun, Penelitian DNA Ungkap Penyakit yang Diderita Beethoven Sebelum Meninggal
20 menit lalu
Bitcoin bakal lanjut bullish selama Februari 2023?

JAKARTA (IndoTelko) - Kebijakan The Fed yang telah menaikkan suku bunga hingga tujuh kali telah berhasil menekan tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) yang mulai melandai ke level 6.5% pada Desember 2022. Investor akan mencermati tingkat inflasi AS pada Januari 2023 yang akan dirilis tanggal 14 Februari 2023 nanti dengan harapan inflasi dapat kembali melandai.
"Meredanya inflasi AS mendorong harga aset kripto Bitcoin dan Ethereum menguat signifikan, masing-masing 40% dan 30%, yang juga diikuti dengan mayoritas aset kripto lainnya. Kenaikan pada Januari 2023 ini memang cukup mengejutkan melihat secara data historis sejak tahun 2014 - 2022, Bitcoin cenderung bearish di setiap Bulan Januari," kata Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha.
Selain itu, total kapitalisasi keseluruhan pasar aset kripto juga menguat hingga menyentuh $1.098,4 miliar yang juga merupakan level tertinggi dalam 24 minggu terakhir. Kenaikan tersebut terjadi setelah The Fed menaikan suku bunga 25 basis poin 4,5%-4,75%. Kenaikan suku bunga tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar dan lebih rendah dari kenaikan sebelumnya yang mencapai 50 basis poin.
Kenaikan suku bunga yang lebih rendah dapat menjadi sentimen yang positif bagi pergerakan pasar aset kripto. Pergerakan Bitcoin di setiap bulan Februari cenderung bergerak positif dengan kenaikan rata-rata di sebesar 12.11% dari tahun 2014 - 2022. Pergerakan harga aset kripto menguat 2,89% pada sepekan terakhir pada sepekan terakhir (30 Januari - 3 Februari 2023).
Tercermin dari tingkat kesulitan penambangan Bitcoin (mining difficulty) yang telah mencapai titik tertinggi pada hari Minggu (29/1), naik sekitar 4,68% dari 37,59 triliun pada menjadi 39,35 triliun (periode 16 Januari - 30 Januari). Mining difficulty adalah angka yang mewakili daya komputasi yang diperlukan untuk menambang satu BTC, yang diperbarui kira-kira setiap dua minggu. Mining difficulty menjadi lebih sulit ketika lebih banyak penambang memasuki jaringan dan lebih mudah ketika miners keluar dari jaringan.
Maka, dengan menimbang berbagai faktor yang telah dipaparkan, kami melihat pada Februari ini Bitcoin berpotensi untuk melanjutkan momentum bullish. Walau berpotensi naik, kami menghimbau investor untuk tetap mengikuti perkembangan pasar mengingat aset kripto adalah salah satu instrumen investasi dengan volatilitas tinggi.
"Sesuaikan gaya investasi Anda dengan profil risiko masing-masing dan terapkan strategi take profit dan memanfaatkan fitur stop loss yang telah tersedia di Ajaib Kripto untuk meminimalisir kerugian saat berinvestasi," sarannya.(wn)