-
Wilayah Pantai Barat Sulawesi Punya Catatan Sejarah Panjang Gempa Bumi
55 menit lalu -
Benarkah Wanita Hiperseks Bisa Terkena Gangguan Mental?
45 menit lalu -
Prediksi: Inter Milan vs Juventus
24 menit lalu -
Bruno Fernandes: Manchester United Tak Rela Liverpool Rengkuh Gelar ke-20 Liga Inggris
45 menit lalu -
Walau Tanpa Kursi, Gubernur Koster Tetap Minta Dukungan PKB
38 menit lalu -
Arsenal dan Mesut Oezil Sepakat Berpisah!
19 menit lalu -
Tak Hanya Dayana yang Cantik, Kazakhstan Juga Punya Sabina Altynbekova dan Kristina Karapetyan
53 menit lalu -
Covid-19 Mengamuk di Panti Anak-anak Penyandang Disabilitas Jakbar
32 menit lalu -
Harapan Arema FC Terhadap Kelanjutan Liga 1 Indonesia
53 menit lalu -
Basarnas Temukan Dokumen dan Pakaian Korban Sriwijaya Air
38 menit lalu -
Perkuat Daya Tahan Tubuh, Gubernur Khofifah Indar Parawansa Bikin Empon-Empon
27 menit lalu -
Duh, Kasus Covid-19 di DKI Jakarta Cetak Rekor Tertinggi Lagi
22 menit lalu
Bye! Harga Emas Terjun Bebas di Bawah USD1.800

JAKARTA - Harga emas jatuh menembus di bawah level psikologis USD1.800 pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), tertekan meningkatnya optimisme tentang pemulihan ekonomi dipicu oleh vaksin yang cepat dan transisi Gedung Putih yang mulus mendorong investor beralih ke ekuitas AS.
Kontrak emas untuk pengiriman Februari (teraktif baru) di divisi COMEX New York Exchange, anjlok USD23,10 atau 1,28%menjadi ditutup pada USD1.788,10 per ounce. Sementara itu, emas berjangka untuk pengiriman Desember, ditutup 23,60, atau 1,30% lebih rendah pada USD1.781,90 per ounce.
Emas berjangka telah merosot 4,5% dalam seminggu, menandai penurunan tertajam sejak pekan yang berakhir 25 September.
Indeks dolar AS yang jatuh biasanya mendukung emas. Tetapi analis pasar percaya itu tidak berdampak pada logam mulia karena investor telah menggunakan dolar AS sebagai tempat berlindung yang aman yang mirip dengan emas selama pandemi COVID-19.
"Begitu harga menyentuh di bawah level kunci 1.800 dolar AS, itu memicu aksi jual. Kemungkinan harga akan menguji level 1.750 dolar AS saat kami memiliki alasan fundamental yang kuat seperti vaksin," kata analis OANDA Craig Erlam seperti dilansir Antara, Jakarta, Sabtu (28/11/2020).
Baca Juga: Turun Rp2.000, Emas Antam Segram Jadi Rp951.000
Semakin membebani emas, ekuitas AS berpacu ke rekor tertinggi di tengah optimisme vaksin dan saat investor bertaruh pada perdagangan global yang lebih tenang di bawah pemerintahan Joe Biden di Amerika Serikat.
"Diyakini bahwa Biden akan mengambil pendekatan yang lebih tenang terhadap perdagangan dengan negara lain seperti China dan itu tercermin di pasar saham," kata analis Natixis, Bernard Dahdah.