-
Juventus vs Napoli, Pirlo Beri Kabar Terbaru Terkait Pemain yang Cedera
46 menit lalu -
Adu Cantik WAGs Juventus vs Napoli Jelang Piala Super Italia 2021
28 menit lalu -
Olahraga Bareng Anak, Georgina Rodriguez Tetap Tampil Seksi
52 menit lalu -
Diberlakukan Buka Tutup, Tak Ditemukan Kerumunan di Jalan Jenderal Sudirman
58 menit lalu -
Menteri Basuki Buka-bukaan soal Proyek Infrastruktur Pakai Surat Utang
58 menit lalu -
Tinjau Longsor Majene, Doni Monardo: Jalur Ulumanda Sudah Dapat Dilalui Kendaraan
48 menit lalu -
Kapal Raksasa Berkapasitas 2 Juta Barrel Milik Pertamina Mengapung Perdana di Laut Jepang
50 menit lalu -
Ada Darurat Demokrasi di Dunia Politik Malaysia, Raja Harus Menentukan Sikap
38 menit lalu -
Jack Ma Akhirnya Muncul ke Publik Usai Absen 3 Bulan
55 menit lalu -
Maaf Sri Mulyani, Menteri PUPR Ungkap Kelemahan Pembiayaan Proyek Lewat Surat Utang
37 menit lalu -
Gempa Sulbar, Rumah Warga Rusak Berat Dibantu Rp 50 juta
20 menit lalu -
FOTO: Uang Beredar pada November 2020 Capai Rp 6.817,5 Triliun
41 menit lalu
China Tuding AS "Berbahaya", Ciptakan Kekacauan di Asia Pasifik

MANILA - China menuding Amerika Serikat (AS) mencoba menciptakan kekacauan di kawasan Asia Pasifik, sehari Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien melakukan kunjungan ke Filipina untuk menyampaikan dukungan Washington kepada Manila dalam sengketa maritim dengan Beijing.
Dalam kunjungan tersebut, O'Brien menegaskan dukungan AS kepada Filipina dan Vietnam, yang berselisih dengan China dalam sengketa wilayah di Laut Cina Selatan. Dia juga menyatakan komitmen AS kepada Taiwan.
BACA JUGA: Filipina dan China Bersitegang soal Pulau Thitu
Beijing mengatakan bahwa komentar O'Brien tersebut "tidak masuk akal" dan memperbesar ketegangan regional.
"Kami dengan tegas menentang pernyataan yang penuh dengan mentalitas Perang Dingin dan secara sembarangan menghasut konfrontasi," kata Kedutaan Besar China di Manila dalam pernyataan yang di-posting di situs resminya pada Senin (23/11/2020), sebagaimana dilansir Reuters.
"Ini menunjukkan bahwa kunjungannya (O'Brien) ke kawasan ini bukan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan, tetapi untuk menciptakan kekacauan di kawasan dalam rangka mencari kepentingan egois AS."
China mengklaim 90% Laut China Selatan termasuk wilayah yang diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam. Pada 2016, pengadilan internasional memutuskan bahwa klaim luas China, berdasarkan peta historisnya, tidak sejalan dengan hukum internasional.
BACA JUGA: Indonesia Berharap AS dan China Tak Picu Ketegangan di Laut China Selatan
Amerika Serikat telah berulang kali mengirim kapal perang ke jalur perairan strategis itu untuk mendemonstrasikan kebebasan navigasi di sana.
"Fakta telah membuktikan bahwa AS adalah pendorong terbesar militerisasi," kata pernyataan kedutaan, menyebutnya sebagai "faktor eksternal paling berbahaya" di Laut China Selatan.
Kedutaan Amerika Serikat di Manila belum memberikan tanggapan atas pernyataan tersebut.
(Bernadus Melkianus Danomira)