-
KNKT Klaim Sudah Berhasil Unduh Informasi dari FDR Sriwijaya Air
55 menit lalu -
KONI Denpasar Akan Ramping
42 menit lalu -
Sir Alex Ferguson Bersyukur Bukan Lagi Manajer Manchester United
56 menit lalu -
Airlangga: Vaksinasi Bentuk Ikhtiar Menyelamatkan Masyarakat
53 menit lalu -
Jose Mourinho Ogah Jamin Masa Depan Gareth Bale
55 menit lalu -
Harga Minyak Turun 2% Akibat Meningkatnya Kasus Covid-19 di China
55 menit lalu -
Rivaldo: Koeman Beri Pemain Muda Jam Bermain, Zidane Malah Sebaliknya
55 menit lalu -
Siaga, Pagi-pagi Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas ke Timur
51 menit lalu -
Terima Kunjungan Forum Alumni Eropa, Jenderal Andika Bahas Soal Ini
49 menit lalu -
4 Bahan Alami Ini Bantu Percantik Kulit, Perlambat Penuaan Dini!
45 menit lalu -
Hujan Deras, Bencana Timpa 5 Lokasi di Tabanan
43 menit lalu -
Ditandatangani, 982 Paket Kontrak Tender KemenPUPR
38 menit lalu
Covid-19 Hantui Pilkada, Epidemiolog: Idealnya Semua Pemilih Tes Swab

SEMARANG - Perhelatan Pilkada Serentak 2020 tinggal menghitung hari hingga pencoblosan 9 Desember. Masih banyak masyarakat yang khawatir pesta demokrasi itu bakal terjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
Epidemiolog Universitas Negeri Semarang (Unnes) Dr. dr. Mahalul Azam, M.Kes, menyebut, tes kesehatan idealnya tak hanya menyasar penyelenggara Pilkada. Masyarakat yang hendak menggunakan hak pilih juga dinilai perlu melakukan tes kesehatan.
"Yang ideal tentunya dua-duanya (petugas dan pemilih) harus dites, artinya memastikan bahwa baik petugas maupun yang datang itu sama-sama tidak terinfeksi," kata dr. Azam, Selasa (1/12/2020).
"Pemeriksaan rapid itu juga ada kelemahan, tapi kalau kita bicara konteks ideal ya memang harus di-swab semua," imbuh dosen Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Unnes itu.
Dia menjelaskan, perhelatan Pilkada memunculkan potensi masyarakat untuk berkerumun terutama saat hendak menggunakan hak pilih. Selain itu, juga akan terjadi kontak antara petugas dan pemilih ketika tiba di tempat pemungutan suara (TPS).
"Potensi kerumunan dan kontak antara petugas dengan pemilih itu tidak bisa terkontrol. Oke, mungkin bisa terkontrol tapi dengan jaga jarak karena banyaknya orang bisa jadi luput untuk pengendalian," terangnya.
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan Unnes itu juga menyampaikan pelaksanaan swab test bagi penyelenggara Pilkada maupun pemilih bakal menguras banyak anggaran. Sehingga bila tak dapat dilaksanakan swab test bagi penyelenggara dan pemilih, maka perlu penerapan protokol kesehatan sangat ketat.
"Idealnya itu (swab test bagi penyelenggara dan pemilih). Tapi kalau bicara visibilitas perspektif kemampuan pelaksanaan, dengan budget anggaran dan seterusnya, mungkin rapid test atau swab digantikan dengan aspek lain. Di antaranya jaga jarak, masker dobel dengan face shield, dan cuci tangan," tandasnya.