-
Meski Baru di Chelsea, Catatan Tuchel saat Hadapi Big Six Jauh Lebih Baik dari Lampard
44 menit lalu -
Athletic Bilbao Jadi Lawan Barcelona di Final Copa del Rey
52 menit lalu -
2 Pemain Arema Ini Ceritakan Perasaan Sedih Setelah Kehilangan Sahabat yang Hengkang ke Tim Lain
57 menit lalu -
Demokrat Tuding Pelaku KLB Diimingi Jabatan dan Proyek
53 menit lalu -
Pengedar Kelas Kakap asal Surabaya Divonis 12 Tahun
50 menit lalu -
Tujuh Laga Tak Menang di Anfield, Ada Apa dengan Liverpool?
31 menit lalu -
Realme GT 5G Meluncur dengan Spesifikasi Mumpuni, Sebegini Harganya
58 menit lalu -
KLB Demokrat Tak Penuhi Persyaratan Menurut AD/ART Partai, Ini Sebabnya
56 menit lalu -
Jaksa Cantik Resmi Nahkodai Kejari Denpasar
52 menit lalu -
Liverpool Ditundukkan Chelsea, Mohamed Salah Kesal Diganti Jurgen Klopp
38 menit lalu -
Siap-Siap, Formasi CPNS 2021 Diumumkan Akhir Bulan
48 menit lalu -
Ajak Fans Diam di Rumah, Istri Icardi Pamer Foto Panas
38 menit lalu
Dahsyatnya Letusan Gunung Merapi, Ini Penjelasan BPPTKG

JAKARTA - Warga di sekitar lereng Gunung Merapi kembali dikejutkan dengan aktivitas gunung itu yang memuntahkan awan panas. Sebagian warga pun menghindar dari gunung tersebut.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat bahwa Gunung Merapi meletus dan mengeluarkan awan panas guguran (APG) sebanyak 36 kali dengan jarak luncur antara 500 hingga 3.000 meter dari kawah puncak pada hari ini Rabu (27/1), berdasarkan pengamatan sejak pukul 00.00 WIB hingga 14.00 WIB.
(Baca juga: Keluarkan Asap Pekat, Ini Penampakan Letusan Dahsyat Gunung Merapi)
Guguran awan panas tersebut mengarah ke Barat Daya atau menuju ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong. APG juga tercatat di seismogram di amplitudo antara 15-60 milimeter dan durasi selama 83-197 detik.
Kepala BPPTKG Hanik Humaira mengatakan aktivitas Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi efusif.
(Baca juga: Terlibat Narkoba, Jon Key Kembali Ditangkap Polisi)
Pada fase tersebut, pertumbuhan kubah lava terus meningkat dan disertai adanya guguran lava dan awan panas guguran (APG), sebagaimana menurut pengamatan yang dilakukan sejak Senin (4/1) dan terus berlangsung hingga hari ini.
"Sejak tanggal 4 Januari 2020 Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi yang bersifat efusif atau yang kita kenal juga sebagai Tipe Merapi, yaitu erupsi dengan pertumbuhan kubah lava kemudian disertai dengan guguran lava dan awan panas guguran," jelas Kepala BPPTKG Hanik Humaira, dalam keterangannya, Rabu (27/1/2021).
Hanik juga melaporkan adanya dampak APG tersebut yakni terjadi hujan abu vulkanik dengan intensitas tipis di beberapa desa di Kecamatan Tamansari di Kabupaten Boyolali dan Kota Boyolali, Jawa Tengah.
Oleh karena itu, dia meminta agar masyarakat tidak melakukan kegiatan di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dengan jarak 5 kilometer dari puncak pada alur Kali Krasak, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Bebeng dan Kali Putih.
Selanjutnya, untuk mengurangi risiko dari dampak abu vulkanik, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar mengenakan masker hingga menutup sumber atau penampungan air agar terhindar dari Gunung Merapi.
"Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di daerah yang direkomendasikan," kata Hanik.