-
Majed Osman Cetak Gol Tunggal, Dewa United Menang Atas Borneo FC
56 menit lalu -
Bea Cukai Yogyakarta Lakukan Pemeriksaan Lokasi ke PT ESG, Ternyata Ini Tujuannya
57 menit lalu -
Asnawi Mangkualam Pergi Diam-Diam, Anak Shin Tae-yong Heran
39 menit lalu -
RI Alami Kelebihan Pasokan Listrik, Apa Dampaknya ke PLN?
57 menit lalu -
Memelesat di 2022, BRI Danareksa Punya Target Baru Tahun Ini
42 menit lalu -
Ini Dia Tanaman Berkhasiat Cegah Tengkes
45 menit lalu -
Pemerintah Didesak Matangkan Regulasi Lawan Hoaks di Platform Global
43 menit lalu -
Airlangga Ingatkan Pentingnya Hal ini Demi Pemulihan Perekonomian Bangsa
42 menit lalu -
Ketua Kadin Surabaya: Resepsi 1 Abad NU Momen Bangkitkan Ekonomi Umat
50 menit lalu -
Binuan Fadly Bikin Baper Lewat Akhir Kisah Ini
44 menit lalu -
Praxion Disebut Aman, Kemenkes Masih Tunggu Hasil Investigasi BPOM
37 menit lalu -
Heikal Harap Presiden Jokowi Bersikap Adil Terhadap Semua Capres 2024
21 menit lalu
0
Demer Soroti Pembangunan di Bali, Wilayah Utara-Selatan Harus Seimbang

Lantaran menimbulkan ketimpangan antara Bali Selatan dan Bali Utara. Demer pun, meminta pemerintah melakukan pembangunan seimbang di dua wilayah tersebut. "Agar pertumbuhan ekonomi bisa merata di Bali. Hal ini seperti dilakukan oleh Presiden Joko Widodo yang memeratakan pembangunan di Indonesia. Beliau membangun dari daerah timur. Lalu membuat jalan tol di Pulau Sumatera," ujar Demer saat Rapat Kerja (Raker) Komisi VI DPR RI dengan Menteri BUMN Erick Thohir di Ruang Komisi VI DPR RI, Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senin (5/12).
Jalan tol, lanjut Demer, bisa pula dibangun di Pulau Dewata. Misal, jalan tol dari Gilimanuk ke Singaraja. Lanjut ke pantai utara Bali dan menyambung ke Pelabuhan Padang Bai. Dengan begitu, pelabuhan terkonektivitas ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pemerintah bisa pula melakukan pengembangkan pelabuhan laut Celukan Bawang yang dibangun pada zaman Belanda di Buleleng.
"BUMN bisa perbaiki pelabuhan tersebut agar ada pemerataan di Bali. Untuk itu, jangan hanya konsentrasi di selatan saja," tegas Demer.
Bila semua pembangunan di arahkan ke selatan, lanjut Demer, terjadi pertumbuhan tinggi. Pertumbuhan tinggi mengakibatkan inflasi. Dampaknya, harga-harga naik sehingga tidak bisa diikuti pegawai swasta, pekerja serabutan maupun pegawai negeri sipil 2A ke bawah.
Sebab, gaji mereka tidak dapat mengikuti kenaikan-kenaikan harga itu. "Maka akan memarginalkan orang-orang tersebut. Mereka terpaksa menjual tanah atau rumah untuk memenuhi standar hidup," papar Demer.
Gemerlapnya pertumbuhan ekonomi di Bali, akhirnya menghilangkan orang Bali. Kejadian ini, seperti gemerlap Jakarta yang menghilangkan orang Betawi. Di sisi lain, di wilayah Bali Utara, semisal di Kabupaten Buleleng dan Karangasem pertumbuhan ekonominya rendah.
Penyerapan tenaga kerja di sana juga rendah. Ketika itu terjadi akan ada urbanisasi. Saat urbanisasi, mereka meninggalkan desa dan kampungnya sehingga menyebabkan mereka tidak bisa berinteraksi dengan adat dan budaya. Padahal, adat dan budaya sangat melekat di Bali.
Adat dan budaya pun, merupakan kekuatan bagi Pulau Dewata menarik wisatawan untuk datang. "Oleh karenanya, pemerintah perlu segera menyeimbangkan pertumbuhan Bali Selatan dan Utara. Pemerintah bisa menyeimbangkannya dari infrastruktur," jelas Demer. *k22
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali