-
Sahabat Lionel Messi Konfirmasi Argentina Siap Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023 Gantikan Indonesia
54 menit lalu -
PSSI Sempat Berusaha, Tapi Gubernur Bali Tetap Tolak Israel
41 menit lalu -
Pemkot Jakbar Buka Layanan Hapus Tato Gratis Selama Ramadhan 2023
33 menit lalu -
Banyak Tebing Eksotis dan Curam, Basarnas Bali Latih Potensi SAR di Nusa Penida
57 menit lalu -
Kasus Pencabulan Guru Taekwondo di Solo, Korban Bertambah Jadi 7 Orang
37 menit lalu -
Ono Surono Ajak Ulama dan Pesantren Tebar Kebaikan di Bulan Ramadan
36 menit lalu -
Update Barang Kebutuhan Pokok di Bantul, Harga 3 Komoditas Ini Naik
29 menit lalu -
Gelar Asistensi ke Pengguna Jasa, Bea Cukai Optimalkan Manfaat Fasilitas KB
21 menit lalu -
Belasan Remaja Denpasar Terlibat Perang Sarung, Polisi Bali Bergerak
49 menit lalu -
Indra Bekti Belum Boleh Berpuasa, Aldila Jelita Bilang Begini
39 menit lalu -
Kasus Jual Beli Jabatan, Saksi: Ada Dinas yang Menganggarkan Uang Untuk Suap Eks Bupati Cirebon
34 menit lalu -
Mahfud MD Jelaskan Posisi Pemerintah soal Kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 2023
22 menit lalu
Dewan Pers Prediksi Terjadi Perubahan dalam Dunia Jurnalistik, Ini Penjelasannya

JAKARTA - Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers Yadi Hendriana menilai bahwa akan ada perubahan signifikan di dalam dunia jurnalistik. Sehingga, hal itu juga perlu ada perubahan pola di dalam profesi kewartawanan.
Menurut Yadi, pola penggunaan media sosial berpengaruh besar terhadap dunia pemberitaan. Sebab, masyarakat yang dulu menikmati tulisan di platform Facebook hingga Twitter, kini beralih lebih menikmati video ringkas seperti platform Tiktok.
"Yang tadinya Facebook akan beralih ke TikTok, YouTube dan Instagram, karena nanti itu video akan mendominasi dari pada teks, karena itu adalah salah satu dari instrumen kenapa dia menang," ujar Yadi di seminar bertajuk "Pers dan Pemilu Serentak" di Hotel Pasific, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2023).
Yadi menilai bahwa distribusi media pers sendiri sangat terasa di platform medsos seperti Facebook hingga Twitter. Sebab, pengetatan konten juga sudah mulai terasa dalam medsos tersebut.
Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Dewan Pers Ingatkan Media Harus Berimbang
"Kalau temen-temen media online yang biasa melakukan distribusi konten lewat media sosial sangat terasa sekali bagaimana pengetatan di Facebook bagaimana pengetatan di Twitter dan lain-lain," paparnya.
Baca juga: Ketua Dewan Pers Ingatkan Pentingnya Jurnalis Menjaga Independensi
Menurut dia, pergeseran tersebut akan sangat berpengaruh pada distribusi pemberitaan di Indonesia. "Dan itu akan terjadi di Indonesia, saya kira ini adalah pergeseran yang luar biasa," pungkasnya.