-
Wajah Berubah Makin Cantik Setelah Bengkak, Via Vallen Operasi Plastik?
16 jam lalu -
Selamat Tinggal Boba, Ini 5 Tren Kuliner yang Bakal Hits di 2020
15 jam lalu -
Bermodalkan Botol Bekas, Pria ini Buat Pelindung Drone Unik
14 jam lalu -
Film Anyar James Bond Rilis Trailer, Akankah Lampaui Kesuksesan Skyfall?
16 jam lalu -
Digerebek di Klub Malam, Model Cantik Ini Ngamuk Ogah Tes Urine: Kenapa yang Lain Nggak?
17 jam lalu -
Yayasan AHM Bikin Lomba Film pendek, Ehh Ada Game Untuk Smartphone Juga Lho!
18 jam lalu -
Yamaha Xabre Bakal Disuntik Mati, Lho Kenapa?
14 jam lalu -
Tekiro Ikut Pameran Indonesia Manufacturing 2019, Ada Promo Apa Saja?
12 jam lalu -
Era Digital, Toyota Luncurkan Layanan Berbasis Aplikasi
11 jam lalu -
Eks Pebalap Nascar Pecahkan Rekor Dunia Bangun Trek Hot Wheels Terpanjang
14 jam lalu -
Berkendara Sambil Merokok Bisa Didenda Rp 750 Ribu
11 jam lalu -
30 Jaguar Ditemukan Naas Dalam Garasi Beratap Kaca
9 jam lalu
Dokter Salah Sunat, Mr P Bocah 3 Tahun Habis Terpotong
Sunat merupakan prosedur medis yang cukup normal bagi kaum Adam. Beberapa orang melakukannya karena alasan agama, demi kebersihan dan dipercaya dapat membantu kondisi medis tertentu.
Tetapi sunat justru membawa petaka bagi satu keluarga di Brasil. Prosedur yang relatif sederhana ini ternyata berubah menjadi sesuatu sangat mengerikan.
Selama pemeriksaan medis, seorang dokter telah memperhatikan bahwa putra Alberthy Camargos yang berusia tiga tahun memiliki kondisi yang sering disebut sebagai phimosis. Phimosis sendiri adalah suatu kondisi di mana kulit Mr P menjadi sangat kencang, tidak dapat menarik kembali. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan pada anak laki-laki ketika ia tumbuh dewasa.
Satu-satunya obat umum untuk memecahkan masalah ini adalah dengan sunat. Dengan penuh keyakinan, Camargos pun memutuskan untuk menyetujui prosedur tersebut. Tetapi hal tersebut berubah menjadi sesuatu yang mengerikan ketika prosedur yang biasanya dilakukan selama 30 menit itu menjadi operasi selama empat jam.
Meski sedikit janggal, ia pun menyerahkan seluruh masalah ini kepada Dokter Spesialis Kelamin, dr. Pedro Abrantes. Camargos tidak terlalu memikirkan kondisi putranya dan membiarkan dokter mulai bekerja.
Setelah melewati empat jam, operasi pun berhasil diselesaikan. Sang dokter muncul bersama putranya dan meyakinkan orangtuanya bahwa semuanya baik-baik saja.
Namun ketika sang ayah yang bersangkutan memutuskan untuk melepaskan perban putranya, barulah ia menyadari sesuatu yang mengerikan terjadi pada buah hatinya. Ketika diperiksa, dokter terlihat memotong seluruh Mr P bocah malang berusia tiga tahun tersebut dari akarnya.