-
Suporter Tuduh Erick Thohir Tidak Jujur soal Alasan FIFA Coret Indonesia
27 menit lalu -
Timnas Argentina Diklaim Terima Pinangan Tim Asia Tenggara untuk FIFA Matchday Juni 2023, Hadapi Timnas Indonesia?
51 menit lalu -
TCL Luncurkan Telvisi Seri Terbaru dengan Teknologi Canggih, Cocok untuk Gamers
49 menit lalu -
PSMTI Bagikan 500 Takjil Buka Puasa di Jakbar, Menu Tradisional Jadi Pilihan
47 menit lalu -
Kebakaran Rumah di Cengkareng, 12 Mobil Damkar Dikerahkan
51 menit lalu -
Dukung UMKM, Komunitas Lebak Ekonomi Kreatif Gelar Wisata Kuliner
56 menit lalu -
Respons Once Mekel Terkait Larangan Nyanyi Lagu Dewa 19, Singgung 3 Vokalis Lain
50 menit lalu -
Jurgen Klopp Sulit Menerima Kenyataan Liverpool Dibantai Manchester City 1-4
34 menit lalu -
Marselino Ferdinan Debut sebagai Starter, KMSK Deinze Menang Telak 5-0
20 menit lalu -
Berbagai Cara Menyantap Baguette, Roti Khas Perancis yang Berukuran Panjang
25 menit lalu -
Dua ASN Pemprov Kepri Ditangkap Polisi, Salah Satunya Ternyata Anak Mantan Gubernur
16 menit lalu -
Hasil Kualifikasi MotoGP Argentina: Alex Marquez Mengejutkan
20 menit lalu
Doktor Muda Unair Temukan Vaksin Covid-19 Halal

GenPI.co - Doktor muda Universitas Airlangga (Unair) Arif Nur Muhammad Ansori menemukan vaksin covid-19 halal berbasis dendritik.
Menurut Arif, vaksin yang dikembangkan dari hasil penelitian disertasinya itu mempunyai banyak kelebihan.
"Misalnya, aspek halal, respons imun lebih cepat, tidak memerlukan adjuvant, tidak adanya penolakan dari tubuh, dan efek samping yang minimal," kata Arif sebagaimana dilansir laman Unair, Jumat (3/2).
Pria kelahiran 3 Februari 1994 itu menjelaskan vaksin yang ditemukannya mempunyai keunggulan dibandingkan produk lain.
Menurut Arif, vaksin lain bisa memberikan efek samping yang berat bagi penerimanya dan mendapatkan penolakan dari tubuh.
"Aspek halal masih belum terpenuhi," ucap Arif.
Arif mengaku melakukan penelitian bermula saat pandemi covid-19 masuk Indonesia pada 2020.
Dia berfokus pada protein S atau spike. Arif memetakan protein itu melalui metode in silico dan in vitro.
Hasilnya ialah protein terbaik yang bisa menghasilkan respons imun bagi tubuh.
"Hasil penelitian ini bisa menunjang kemandirian Indonesia tanpa menggantungkan diri pada bangsa lain untuk ketersediaan protein S," kata Arif. (*)
Video heboh hari ini: