-
Clean Sheet Lawan Augsburg, Manuel Neuer Samai Rekor Oliver Kahn
51 menit lalu -
Data Jumlah Penduduk Beda, Ini Penjelasan Kemendagri dan BPS
53 menit lalu -
Bom Bunuh Diri Guncang Baghdad, Sejumlah Orang Tewas
58 menit lalu -
Tren Kenaikan Harga Emas Berlanjut, Tembus Rp1 Juta Lagi?
54 menit lalu -
Cristiano Ronaldo Sempat Jalan Bareng Artis Cara Delevingne, Pernah Pacaran?
50 menit lalu -
Dunia Batas, Persembahan Pusakata Jelang 'Mesin Waktu 2020'
57 menit lalu -
Pogba Pastikan Kemenangan MU, Solskjaer Geleng-Geleng
43 menit lalu -
LRT Jakarta 'Ditinggal' Penumpang, Ini Penampakannya
33 menit lalu -
Ketangkap Paparazi! Ini Foto-Foto Cristiano Ronaldo dan Georgina Rodriguez Bermesraan di Kapal Pesiar
32 menit lalu -
3 Aplikasi Edit Foto untuk Ubah Wajah yang Lagi Ramai
52 menit lalu -
Bos BKPM Sebut Ada 'Abu Nawas' yang Hambat Investasi RI
41 menit lalu -
Antisipasi Surat Tes Covid Palsu, Penumpang di Bandara Soetta Wajib Perhatikan Ini
23 menit lalu
Dolar AS Turun Sikapi Berbagai Data Ekonomi

NEW YORK - Indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sekeranjang mata uang pada perdagangan Rabu waktu setempat. Dolar AS turun 0,14% menjadi 91,999.
Jumlah pengajuan klaim tunjangan pengangguran sangat meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 dan pembatasan bisnis meningkatkan PHK dan merusak pemulihan pasar tenaga kerja.
Baca Juga: Dolar AS Merosot Efek Masa Transisi Biden
Sementara itu, data lain menunjukkan bahwa ekonomi naik pada kuartal keempat, dengan belanja konsumen dan investasi melampaui ekspektasi analis pada Oktober. Bisnis juga melaporkan rebound tajam dalam laba di kuartal ketiga.
"Longsoran data campuran AS hari ini berdampak kecil pada USD, dan tampaknya pedagang lebih fokus pada penyesuaian posisi liburan sebelum Thanksgiving daripada yang lainnya," Analisis Mata Uang Global Ronald Simpson, dilansir dari Reuters, Kamis (26/11/2020).
Baca Juga: Dolar Kembali Menurun di Tengah Pembicaraan Stimulus Ekonomi
Dolar berada di bawah tekanan dalam beberapa bulan terakhir dari ekspektasi suku bunga AS akan tetap mendekati posisi terendah dalam sejarah dan berita tentang berbagai vaksin Covid-19 meningkatkan minat investor terhadap mata uang berisiko.