-
Jelang Liga Indonesia 2023/24, Erick Thohir Beri Peringatan Tegas
40 menit lalu -
Klasemen Akhir Liga Italia 2022-2023: Napoli Juara, Juventus Tercecer dari 5 Besar
48 menit lalu -
2 Pemain Keturunan Grade A yang Alami Nasib Miris Setelah Tolak Perkuat Timnas Indonesia
49 menit lalu -
Bagas Maulana/Shohibul Fikri Ungkap Penyebab Gagal Juara Thailand Open 2023: Kaget dengan Permainan Power Full Wakil China
40 menit lalu -
Kisah Belanda Beri Sultan Amangkurat I Barang Mewah dan Langka Usai Berdamai
43 menit lalu -
5 Fakta Pesawat Terbesar Dunia Mendarat di Bali yang Jadi Sejarah
32 menit lalu -
Pesan Soekarno ke Anak Ketika Tinggalkan Istana Negara: Hanya Boleh Bawa Barang Pribadi!
59 menit lalu -
Peristiwa Hari Ini: Adik John F Kennedy Tewas Ditembak
39 menit lalu -
Gempa M3,8 Guncang Maumere NTT
36 menit lalu -
Tertarik Bela Timnas Indonesia, Bek Keturunan Indonesia Jay Idzes Diincar Klub Liga Spanyol Cadiz FC hingga Aberdeen!
27 menit lalu -
23 Peserta Lolos Seleksi Administrasi Calon Anggota KPU Bali
8 menit lalu -
Krama Adat Kerobokan Diminta Dukung Caleg Lokal
5 menit lalu
Ekonomi digital tingkatkan daya tahan ekonomi nasional

JAKARTA (IndoTelko) - Sektor ekonomi digital dinilai mampu menjadi salah satu pemantik percepatan pemulihan serta peningkatan daya tahan ekonomi.
Di Asia Tenggara sendiri, nilai ekonomi digital pada tahun 2021 sebesar US$174 miliar dan diprediksi dapat mencapai US$1 triliun pada tahun 2030. Selain itu, total "populasi online" di Asia Tenggara juga telah mencapai 440 juta orang dan diproyeksikan akan meningkat sehingga potensi ekonomi digital juga kian meningkat.
Sedangkan di Indonesia, ekonomi digital juga kian mengalami perkembangan yang pesat salah satunya didorong dengan kontribusi Start-up sebagai bagian dari ekosistem digital. Hingga saat ini, Indonesia merupakan negara peringkat ke-6 dengan jumlah start-up terbanyak yakni mencapai 2.506 unit dengan 9 Unicorn dan 2 Decacorn yaitu GoTo dan J&T Express.
"Start-up berperan penting dalam penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan berkontribusi pada ekonomi berkelanjutan melalui solusi inovasi yang ditawarkannya," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam Konferensi Pers Peluncuran Studi Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Universitas Indonesia tentang Dampak Sosial Ekosistem GoTo Tahun 2022, Rabu (29/03).
Menurut kajian LPEM FEB UI, pada tahun 2022, Start-ups GoTo diproyeksikan mampu memberikan nilai tambah sebesar Rp349 triliun hingga Rp428 triliun terhadap perekonomian nasional atau setara dengan 1,8% hingga 2,2% terhadap PDB, yang berasal dari aktivitas perusahaan dan mitra dalam ekosistem GoTo. Selain itu, ekosistem GoTo juga dinilai mampu meningkatkan kesempatan kerja bagi 0,8% hingga 1,2% dari total penduduk bekerja di tahun 2022 melalui aktivitas bisnis merchant dan sellers.
Lebih lanjut, Menko Airlangga menuturkan bahwa GoTo juga berperan dalam memajukan UMKM melalui berbagai integrasi layanan on-demand, e-commerce, serta finansial. GoTo juga turut membantu program on-boarding UMKM dalam platform digital. Pada tahun 2022, sebanyak 20,76 juta UMKM telah masuk dalam ekosistem digital.
Untuk itu, guna menciptakan ekosistem digital yang kondusif diperlukan dukungan dari seluruh pihak mulai dari Pemerintah, industri, asosiasi, akademisi hingga masyarakat umum. Dukungan akan diberikan Pemerintah berupa regulasi yang mendukung pertumbuhan industri digital, pengembangan infrastruktur teknologi, dan pelatihan bagi tenaga kerja di bidang digital.
Selain itu, sektor industri juga dapat memberikan dukungan dengan berinovasi dan berkolaborasi untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing produk dan jasa digital Indonesia. Di sisi lain, masyarakat juga dapat berkontribusi dengan terus belajar dan meningkatkan literasi digital untuk dapat memanfaatkan teknologi digital secara optimal dan menjaga diri dari potensi risiko yang ada.
"Saya berharap GoTo juga dapat terus berinovasi memberikan solusi unggul dan secara konsisten turut memfasilitasi transformasi UMKM, mendukung pencapaian target 30 juta UMKM on-boarding pada tahun 2024, fasilitasi penerbitan NIB bagi UMKM, mendukung produk lokal UMKM, dan dapat meningkatkan literasi dan pelatihan untuk UMKM," pungkas Menko Airlangga.(ak)