-
Hasil Bayern Munich vs VfL Wolfsburg di Pekan Ke-2 Liga Jerman 2022-2023: Die Roten Menang 2 Gol Tanpa Balas
25 menit lalu -
Gerah dengan Sikap Cristiano Ronaldo, Manchester United Mulai Pertimbangkan untuk Putus Kontrak
51 menit lalu -
Hasil Chelsea vs Tottenham Hotspur di Pekan Ke-2 Liga Inggris 2022-2023: Gol Telat Harry Kane Selamatkan The Lilywhites dari Kekalahan
36 menit lalu -
Ini Alasan Kemenhub Undur Pemberlakuan Tarif Ojol, Ternyata
58 menit lalu -
Sukses Tahan Imbang Persija Jakarta, Persikabo 1973 Bercokol di Posisi Dua Klasemen Sementara
50 menit lalu -
Ardy Susanto Sebut PKB Rumah Besar Kebangsaan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
52 menit lalu -
Perkasa Klaim Jadi Partai Pertama di Dunia yang Pakai Desa
45 menit lalu -
Masih Ingin Balapan, Andrea Ianonne Berniat Balik ke MotoGP atau Gabung WSBK
26 menit lalu -
Suharso Sebut KIB Ingin Cegah Indonesia Durhaka Pada Zaman, Apa Maksudnya?
51 menit lalu -
Sambut HUT ke-77 RI, PSMP Gelar Konser Outdoor di CFD
25 menit lalu -
Chelsea vs Tottenham: Drama Injury Time dan 2 Keributan Tuchel vs Conte
8 menit lalu -
Ada Keterkaitan Pameran Mobil Presiden di Sarinah dengan HUT ke-77 RI
5 menit lalu
Epidemiolog: Perkuat 3T dan 3M Cegah dan Kendalikan COVID-19

JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Andalas (Unand) SumateraBarat Defriman Djafri mengatakan 3T dan 3M harus terus diperkuat sebagai strategi pengendalian dan pencegahan penularan COVID-19. Pencegahan ini harus tetap dilakukan meski kasus COVID-19 melandai.
"Justru, kondisi saat melandai ini, kita terus memperkuat 3T dan 3M yang sudah menjadi strategi pengendalian dan pencegahan selama ini," kata Defriman dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu (8/12).
Ia menjelaskan 3T adalah pengujian, pelacakan kontak atau kasus dan pengobatan. Sementara, 3M mencakup menggunakan masker, menjaga jarak/mengurangi mobilitas dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Vaksinasi COVID-19, kata dia, tidak bisa menjadi satu-satunya upaya dalam menghadapi ancaman varian baru seperti varian Omicron yang menyebar lebih cepat dan dapat menyebar di antara orang-orang yang sudah divaksinasi ganda atau dengan dua dosis. Ia mengatakan ada mutasi yang sangat ekstensif dan secara signifikan dari sebelumnya, yang mengakibatkan sebagian virus dapat melewati perlindungan vaksin.
Oleh karena itu, deteksi awal secara cepat menjadi salah satu upaya yang penting dengan memasifkan pengujian dan pelacakan kasus-kasus yang ditemukan saat ini untuk menemukan ada tidaknya varian baru.
Dengan kondisi saat ini masih berstatus pandemi COVID-19, yang tidak melihat batas wilayah, maka bisa terjadi potensi gelombang penularan berikutnya, sehingga 3M juga harus terus dilakukan secara ketat sampai pandemi ini benar-benar berakhir. Untuk itu, 3T harus terus diperkuat bersamaan dengan 3M di tengah peningkatan cakupan vaksinasi dalam mengantisipasi ancaman varian baru dan mencegah serta mengendalikan penularan COVID-19.
"Itu menjadi kunci dalam melawan COVID-19," katanya.
Berita Terkait
- 100 Juta Penduduk Telah Divaksinasi Lengkap
- Gejala Varian Omicron yang Muncul pada Malam Hari
- WHO: Varian Omicron Sudah Menyebar di 57 Negara
- Relawan Sahabat Ganjar Bangun Dapur Umum untuk Korban Semeru
- Shin Tae-yong Percaya Diri Hadapi Piala AFF Perdananya