-
Lirik Lagu Your Body Is A Wonderland - John Mayer
55 menit lalu -
Dapatkan Link Live Streaming Liga Inggris Liverpool vs MU
46 menit lalu -
Tim Kopaska Temukan Barang Berharga Milik Penumpang Sriwijaya Air SJ182
43 menit lalu -
Signal Pulihkan Layanannya Setelah Kebanjiran Pengguna Baru
56 menit lalu -
Kualitas Terjaga, Mitsubishi Xpander Paling diburu Konsumen Mobil Bekas
50 menit lalu -
LPSK Beberkan 7 Catatan untuk Calon Kapolri Komjen Listyo
41 menit lalu -
Duet Bamsoet-Ikang Fawzi Undi Giveaway Putaran 14
39 menit lalu -
Akan Ada Pertandingan Simulasi Sebelum Liga 1 2021 Diputar
36 menit lalu -
Cegah Gratifikasi, KPK Imbau Instansi Sampaikan Rencana Kerja 2021
50 menit lalu -
James Harden Torehkan Rekor Manis di Laga Debut Bersama Brooklyn Nets
30 menit lalu -
Juara Thailand Open 2021, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Banjir Ucapan Selamat dari Warganet
42 menit lalu -
Kenaikan Tarif Tol Dinilai Tidak Wajar, Apa Sebabnya?
37 menit lalu
Epidemiolog Sebut Pemangkasan Libur Panjang Beri Efek Positif Penanganan Covid-19

JAKARTA - Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memangkas hari libur panjang akhir tahun 2020, karena mempertimbangkan aspek kesehatan dalam hal ini penyebaran virus corona.
Menanggapi hal itu, Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyebut bahwa keputusan pemerintah itu diyakini akan memberikan efek positif terkait penanganan Covid-19.
"Pangkas jumlah libur panjang tentu ada efeknya," kata Dicky kepada Okezone, Jakarta, Rabu (25/11/2020).
BACA JUGA: Corona Mengganas, Jokowi Pangkas Libur Akhir Tahun
Di sisi lain, Dicky mengungkapkan selain pemangkasan libur panjang, pemerintah juga harus lebih tegas melakukan pelarangan terhadap adanya kegiatan-kegiatan yang menyebabkan kerumunan massa.
"Tapi kita juga harus bersikap sama pada seluruh atau semua jenis kegiatan yang akibatkan mobilisasi massa yang besar artinya ada kepadatan dan interaksi manusia yang tinggi baik libur panjang, kerumunan maupun pertandingan olahraga, termasuk demo dan pilkada semua itu jadi konstante," ujar Dicky.
Apabila masih adanya kerumunan massa, kata Dicky, kebijakan pemangkasan libur panjang juga akan sia-sia. Sebab itu, pemerintah harus meminimalisir adanya kerumunan massa.
BACA JUGA: Libur Panjang Akhir Tahun Terancam Ditiadakan jika Begini Kondisinya
Tak hanya itu, Dicky juga menyinggung soal rencana reuni 212. Menurutnya, apabila hal itu diberikan izin maka akan berpotensi membuat penyebaran virus corona semakin masif.
"Kalau keramaian bisa dibatasi misalnya satu tapi empat yang lain tetap saja. Kalau libur dipangkas tapi masih ada demo dan pilkada, apalagi reuninya jadi ini tentunya dalam hitungan efektivitas jadi terminimalisir. Jadi saya sangat harap segala jenis keramaian ini yang libatkan mobilisasi massa ditiadakan dulu apapun bentuknya," ucap Dicky.