-
Dapatkan Link Live Streaming Liga Inggris Liverpool vs MU
54 menit lalu -
Kualitas Terjaga, Mitsubishi Xpander Paling diburu Konsumen Mobil Bekas
58 menit lalu -
Tim Kopaska Temukan Barang Berharga Milik Penumpang Sriwijaya Air SJ182
51 menit lalu -
Cegah Gratifikasi, KPK Imbau Instansi Sampaikan Rencana Kerja 2021
58 menit lalu -
LPSK Beberkan 7 Catatan untuk Calon Kapolri Komjen Listyo
49 menit lalu -
Duet Bamsoet-Ikang Fawzi Undi Giveaway Putaran 14
47 menit lalu -
Akan Ada Pertandingan Simulasi Sebelum Liga 1 2021 Diputar
44 menit lalu -
Juara Thailand Open 2021, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Banjir Ucapan Selamat dari Warganet
50 menit lalu -
James Harden Torehkan Rekor Manis di Laga Debut Bersama Brooklyn Nets
38 menit lalu -
Kisah Pilu Tingginya Kematian Muslim Inggris Sebab Covid-19
37 menit lalu -
Gelandang Muda PSIS Prihatin Melihat Kondisi Sepak Bola Indonesia
39 menit lalu -
Mesut Ozil Cerai dengan Arsenal, Pamitan dengan Rekan Setim Hari Ini
53 menit lalu
Facebook Ungkap Angka Prevalensi Ujaran Kebencian

JAKARTA -- Facebook untuk pertama kalinya mengungkapkan angka prevalensi ujaran kebencian di platformnya. Menurut Facebook, dari setiap 10 ribu penayangan konten pada kuartal ketiga, terdapat 10 hingga 11 unggahan di antaranya mengandung ujaran kebencian.
Raksasa media sosial itu, di bawah pengawasan atas kebijakan pelanggarannya, terutama seputar pemilihan presiden AS bulan ini, merilis perkiraan tersebut dalam laporan moderasi konten triwulannya. Kepala keamanan dan integritas Facebook, Guy Rosen, dikutip dari Reuters, Jumat, mengatakan bahwa mulai dari 1 Maret hingga pemilu 3 November, perusahaan tersebut telah menghapus lebih dari 265 ribu konten dari Facebook dan Instagram di Amerika Serikat karena melanggar kebijakan campur tangan pemilihnya.
Facebook juga mengatakan telah mengambil tindakan terhadap 22,1 juta konten ujaran kebencian pada kuartal ketiga, sekitar 95 persen di antaranya diidentifikasi secara proaktif. Sementara, pada kuartal sebelumnya Facebook telah menindak 22,5 juta konten ujaran kebencian.
Perusahaan media sosial tersebut mendefinisikan "mengambil tindakan" dengan menghapus konten, menutupinya dengan peringatan, menonaktifkan akun atau meneruskannya ke lembaga eksternal. Sementara itu, platform berbagi foto milik Facebook, Instagram, telah mengambil tindakan terhadap 6,5 juta konten ujaran kebencian, naik dari 3,2 juta di Q2.
Sekitar 95 persen dari konten ujaran kebencian tersebut diidentifikasi secara proaktif, meningkat 10 persen dari kuartal sebelumnya. Pada pertengahan tahun ini, kelompok hak sipil mengorganisir boikot iklan di Facebook yang meluas untuk mencoba menekan perusahaan media sosial itu agar bertindak melawan ujaran kebencian.
Pada Oktober, Facebook mengatakan, sedang memperbarui kebijakan ujaran kebencian untuk melarang konten apa pun yang menyangkal atau mendistorsi Holocaust. Perubahan haluan dari komentar publik yang dibuat oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg itu mengulas tentang apa yang harus diizinkan di platform tersebut.
Facebook mengatakan, telah mengambil tindakan terhadap 19,2 juta konten kekerasan dan grafis di kuartal ketiga, naik dari 15 juta di kuartal kedua. Di Instagram, Facebook menindak 4,1 juta konten kekerasan dan grafis, naik dari 3,1 juta pada kuartal kedua.
Rosen mengatakan, Facebook berharap memiliki audit independen atas angka penegakan kontennya "selama 2021." Awal pekan ini, Zuckerberg dan CEO Twitter Jack Dorsey dipuji oleh Kongres AS soal praktik moderasi konten perusahaan mereka, mulai dari tuduhan bias politik oleh Partai Republik hingga keputusan tentang ujaran kekerasan.
Pekan lalu, Reuters melaporkan bahwa Zuckerberg dalam pertemuan dengan semua staf mengatakan bahwa mantan penasihat Gedung Putih Trump, Steve Bannon, tidak cukup melanggar kebijakan perusahaan ketika dia mendesak pemenggalan dua pejabat senior AS.
- AS Hadapi Kejahatan Kebencian Terbanyak dalam Satu Dekade
- Kemenkominfo Usul Batasan Usia Pakai Media Sosial 17 Tahun
- Banjir Kritik Antipemerintah, Solomon Akan Larang Facebook
- Facebook Ungkap Angka Prevalensi Ujaran Kebencian
- Petinju Belanda Ruby 'the Lady Tyson' Mesu Pilih Islam