-
Melemah 10 Poin, Rupiah Senin Pagi ke Posisi Rp14.030 per Dolar AS
46 menit lalu -
Gagal Menang di Kandang Liverpool, Man United Tatap Fulham
55 menit lalu -
Harga Emas di Pegadaian Lebih Mahal per 18 Januari 2021, Cek Rinciannya
58 menit lalu -
FOTO: Selebrasi Pemain Athletic Bilbao Juara Piala Super Spanyol Usai Bungkam Barcelona
58 menit lalu -
Pelatih Bali United Harap Vaksin Jadi Jembatan Mulainya Kompetisi
50 menit lalu -
Viral Tagihan Listrik Rp68 Juta, PLN Angkat Bicara
44 menit lalu -
KUR Sektor Kelautan dan Perikanan Tembus Rp5,2 Triliun di 2020
48 menit lalu -
Sektor Konsumsi Bakal Tumbuh tapi Terbatas, Ini Penyebabnya
57 menit lalu -
Natacha Rodriguez Sempat Tak Percaya Bisa Berkencan dengan Cristiano Ronaldo
41 menit lalu -
Tubuh Penuh Otot dan Kekar, Binaragawati Ini Kesulitan Mencari Pakaian untuk Dirinya
59 menit lalu -
Apple MacBook Pro 2021 Tak Akan Dilengkapi Touch Bar?
58 menit lalu -
Begini Jadinya Klasemen Premier League Setelah Manchester City Berpesta Gol
42 menit lalu
0
Fenomena Waterspout di Desa Pacung Hebohkan Warga

Peristiwa sekitar pukul 11.00 Wita tersebut terjadi perairan Banjar Dinas Antasari, tepatnya di sebelah barat Pura Ponjok Batu. Perbekel Desa Pacung, Gede Kardiana mengkonfirmasi mendapatkan laporan peristiwa tersebut dari warganya. "Ya benar terjadi (puting beliung di lautan). Kejadiannya sempat direkam oleh beberapa warga dan viral," kata Kardiana.
Hingga kemarin sore dirinya belum mendapatkan laporan adanya kerusakan yang diakibatkan oleh fenomena puting beliung di lautan tersebut. "Peristiwa itu terjadi jauh dari pemukiman dan pesisir pantai. Belum ada laporan kerusakan bangunan rumah warga atau perahu nelayan yang diakibatkan peristiwa itu," kata dia.
Fenomena angin puting beliung di lautan ini bukan kali pertama terjadi di wilayah perairan Tejakula. Peristiwa tersebut tercatat sudah pernah terjadi sebelumnya. Pada bulan Februari lalu peristiwa serupa juga terjadi di Pantai Sekar, Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng. "Namun di Desa Pacung baru kali pertama," tutupnya
Sementara itu, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyatakan fenomena angin puting beliung di lautan (waterspout) yang terjadi Desa Pacung merupakan hal alamiah yang biasa terjadi. Fenomena tersebut umumnya terjadi saat peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya dan saat musim hujan.
Kepala BBMKG Wilayah III, Mohammad Taufiq Gunawan menyampaikan, fenomena waterspout yang terjadi di wilayah perairan Tejakula adalah angin kencang yang berputar yang keluar dari awan Cumulonimbus dengan kecepatan lebih dari 34,8 knots atau 64,4 km/jam. "Fenomena ini terjadi di laut dalam waktu yang singkat," kata dia saat dikonfirmasi terpisah.
Berdasarkan pantauan citra satelit Kamis kemarin menunjukkan adanya awan Cumulonimbus yang terbentuk di sekitar wilayah tersebut. Awan jenis ini dapat menyebabkan fenomena hujan lebat disertai kilat dan angin kencang berdurasi singkat, hujan es, dan juga puting beliung di lautan (waterspout).
Dirinya berharap masyarakat tidak panik dengan kejadian puting beliung di lautan kemarin. Masyarakat diharapkan selalu memperhatikan sumber informasi dari instansi berwenang. "Kami juga mengharapkan masyarakat aktif melaporkan kepada petugas jika ada kejadian serupa," tandas Taufiq.*cr75
Hingga kemarin sore dirinya belum mendapatkan laporan adanya kerusakan yang diakibatkan oleh fenomena puting beliung di lautan tersebut. "Peristiwa itu terjadi jauh dari pemukiman dan pesisir pantai. Belum ada laporan kerusakan bangunan rumah warga atau perahu nelayan yang diakibatkan peristiwa itu," kata dia.
Fenomena angin puting beliung di lautan ini bukan kali pertama terjadi di wilayah perairan Tejakula. Peristiwa tersebut tercatat sudah pernah terjadi sebelumnya. Pada bulan Februari lalu peristiwa serupa juga terjadi di Pantai Sekar, Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng. "Namun di Desa Pacung baru kali pertama," tutupnya
Sementara itu, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyatakan fenomena angin puting beliung di lautan (waterspout) yang terjadi Desa Pacung merupakan hal alamiah yang biasa terjadi. Fenomena tersebut umumnya terjadi saat peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya dan saat musim hujan.
Kepala BBMKG Wilayah III, Mohammad Taufiq Gunawan menyampaikan, fenomena waterspout yang terjadi di wilayah perairan Tejakula adalah angin kencang yang berputar yang keluar dari awan Cumulonimbus dengan kecepatan lebih dari 34,8 knots atau 64,4 km/jam. "Fenomena ini terjadi di laut dalam waktu yang singkat," kata dia saat dikonfirmasi terpisah.
Berdasarkan pantauan citra satelit Kamis kemarin menunjukkan adanya awan Cumulonimbus yang terbentuk di sekitar wilayah tersebut. Awan jenis ini dapat menyebabkan fenomena hujan lebat disertai kilat dan angin kencang berdurasi singkat, hujan es, dan juga puting beliung di lautan (waterspout).
Dirinya berharap masyarakat tidak panik dengan kejadian puting beliung di lautan kemarin. Masyarakat diharapkan selalu memperhatikan sumber informasi dari instansi berwenang. "Kami juga mengharapkan masyarakat aktif melaporkan kepada petugas jika ada kejadian serupa," tandas Taufiq.*cr75
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali