-
BREAKING! Akhirnya AC Milan Punya Pemain Baru, Divock Origi Namanya
49 menit lalu -
Sapi Kurban Presiden Jokowi Berbobot 1.027 Kilogram akan Dipotong di Mamuju
34 menit lalu -
50 Ribu Kendaraan Daftar MyPertamina, Anda Sudah Belum?
49 menit lalu -
Jelang Laga Kontra Arema FC, Sergio Sebut Performa PSIS Semarang Stabil
56 menit lalu -
Kabar Terbaru Laporan KontraS soal Dugaan Malaadministrasi Penujukan Pj Kepala Daerah
36 menit lalu -
Soal Kerusuhan di Babarsari, Sri Sultan HB X: Tindak Saja Mereka yang Melanggar Pidana
51 menit lalu -
Ribuan Honorer Daerah Ini Jangan Cemas, Tak Jadi PPPK, Disiapkan Opsi Lain
36 menit lalu -
Inter Milan Mulai Tak Senang dengan Sikap Hakan Calhanoglu
27 menit lalu -
Mikel Arteta Semringah Kerja Sama dengan Gabriel Jesus Lagi
39 menit lalu -
WN Ditemukan Tak Bernyawa di Rumah, Kondisi Anggota Polri Itu Sangat Mengenaskan
36 menit lalu -
Perlu Mekanisme Rinci Terkait Ganja untuk Riset di UU Narkotika
34 menit lalu -
Kenali 5 Perubahan Fisik yang Mungkin Terjadi Pada Perempuan Setelah Berhubungan Badan
53 menit lalu
Gejala Hepatitis Akut Ditandai dengan Hilang Kesadaran atau Kejang

JURU Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, gejala berat pasien hepatitis akut misterius pada anak di bawah umur 16 tahun umumnya terjadi dalam rentang waktu dua pekan. Ini ditandai dengan hilang kesadaran atau kejang.
"Makanya disebut hepatitis akut berat, karena dalam 14 hari orang yang terkena jadi kejang dan terjadi penurunan kesadaran, kalau hepatitis normal tidak sampai kejang," kata Siti Nadia Tarmizi.
Siti Nadia mengatakan, indikasi itu dipelajari oleh tim peneliti terhadap satu dari tiga pasien anak yang dilaporkan meninggal dunia dalam kurun waktu yang berbeda pada akhir April 2022 di RSCM Jakarta.
"Satu dari tiga kasus meninggal di Jakarta merupakan probable hepatitis akut bergejala berat yang belum diketahui penyebabnya," katanya.
Siti Nadia menjelaskan, klasifikasi hepatitis misterius probable ditandai dengan laporan nonreaktif pada pemeriksaan hepatitis A, B, C, D, dan E maupun virus lainnya, seperti dengue maupun Adenovirus 41.
Ia mengatakan, Kemenkes sedang memperkuat peran diagnosa pasien bergejala hepatitis di seluruh Puskesmas di Tanah Air. Sebab, kunci mencegah kasus kematian pada pasien adalah kecepatan diagnosa dan penanganan medis.
BACA JUGA:12 Anak Meninggal dalam Wabah Misterius, Orangtua Mendapatkan Peringatan Hepatitis
"Sifatnya kewaspadaan demam kuning. Apapun gejalanya, Puskesmas harus turun cek lingkungan, ambil sampel feses pasien dan diperiksa. Puskesmas akan lihat, apakah perlu rujukan ke rumah sakit atau tidak," katanya.