-
Arsenal vs Newcastle: Pierre-Emerick Aubameyang Akhiri Puasa Gol
42 menit lalu -
Cagliari vs AC Milan: Dua Gol Zlatan Ibrahimovic Hasilkan Tiga Poin
53 menit lalu -
Frank Lampard Beri Konfirmasi, Fikayo Tomori Bisa Gabung AC Milan
25 menit lalu -
Zlatan Ibrahimovic Dua Gol, AC Milan Sikat Cagliari Meski Dengan 10 Pemain
45 menit lalu -
Perpres Pencegahan Ekstremisme Rawan Disalahgunakan
41 menit lalu -
Arsenal Bungkam Newcastle Tiga Gol Tanpa Balas
36 menit lalu -
Tinjau Lokasi Banjir Kalsel di Tengah Guyuran Hujan, Jokowi Sampaikan Duka Cita pada Korban
39 menit lalu -
Hujan Diprakirakan Guyur Sejumlah Wilayah Jakarta Hari Ini
30 menit lalu -
Israel akan Hancurkan Masjid dan Sekolah di Hebron
41 menit lalu -
Jelang Pelantikan Joe Biden, Bagaimana Proses Peralihan Kekuasaan di Gedung Putih?
31 menit lalu -
Malena Costa Tegaskan Tak Pernah Jalin Kisah Cinta dengan Cristiano Ronaldo
23 menit lalu -
Tips Cerdas Gunakan Kartu Kredit biar Tak Kebobolan
31 menit lalu
Geopolitik Timur Tengah Berubah, Negara Mana Penjaga Islam?

ISLAMABAD - Kolumnis Pakistan Today, Sojla Sahar, menyampaikan pandangannya tentang dunia Islam saat ini lewat sebuah artikel.
Dia mengatakan, jika menengok ke sejarah, dapat dilihat bahwa dunia telah berperang lebih banyak atas agama atau demi martabat dan integritas negara mereka, daripada alasan lainnya.
Hal itu karena menerima ideologi orang lain, entah itu agama atau nasional, lebih sulit dan inilah alasan yang berlaku di Timur Tengah jika seseorang melihat lebih dalam gambaran kompleks yang disajikan geopolitik. Dalam hal ini Uni Emirat Arab (UEA) telah mengambil langkah-langkah yang mengejutkan seluruh dunia Muslim.
Dunia Arab selama telah dianggap sebagai "penjaga Islam". Negara-negara Muslim lainnya pun melihat ke arahnya atas implementasi yang sempurna terhadap "nilai-nilai Islam" yang disalahtafsirkan dengan mengabaikan fakta bahwa sebagian besar nilai yang diikuti di dunia Arab adalah Arab, bukan Islam. Padahal jelas ada perbedaan besar antara kedua sudut pandang tersebut.
UEA baru-baru ini melonggarkan kendala sosialnya. Kendala-kendala ini telah menjadi pelindung dari mengadopsi praktik-praktik tidak Islami dan nilai-nilai pro-Barat. UEA telah mengizinkan pasangan untuk hidup bersama. Hal ini telah memungkinkan tanpa takut hukuman.
Terakhir, UEA juga menangguhkan kejahatan kehormatan yang telah mengkriminalisasi tindakan pembunuhan demi kehormatan. Keputusan UEA untuk mengubah kebijakannya menggambarkan bahwa UEA telah memilih avatar "baru", avatar yang lebih pro-Barat, meninggalkan nilai-nilai Islam.
Meluasnya kebebasan pribadi mencerminkan bahwa UEA sedang dalam perjalanan baru untuk mengubah masyarakatnya di dalam negeri. Masa depan akan terungkap siapa yang akan duduk di singgasana "penjaga Islam".
Sampai sekarang situasi geopolitik yang berubah menunjukkan bahwa Turki-lah yang tampaknya berupaya merebut takhta ini. Mungkin ini adalah debat lain tentang seberapa jauh Turki sendiri telah bergerak dalam Westernisasi selama beberapa dekade Kemalis.
Berita Terkait
- Netanyahu Diundang ke Bahrain oleh Putra Mahkota
- Hubungan Mesir dan Turki Masih Terganjal Ikhwanul Muslimin
- Begini Cara Sederhana Erdogan Angkat Ekonomi Turki
- Geopolitik Timur Tengah Berubah, Negara Mana Penjaga Islam?
- Carragher: Liverpool Tetap Bisa Menang tanpa Van Dijk