-
Nostalgia Hari Ini: Manchester United Gunakan 2 Jersey di 1 Laga
59 menit lalu -
Masjid Tak Sediakan Makanan Buka dan Sahur, Wagub Minta Warga Buka di Rumah
54 menit lalu -
Menjadi Mualaf, Paul Pogba Terima Hidayah lewat Pergaulan
25 menit lalu -
Kinerja Ma'ruf Amin Banyak Dikritik, Jubir: Wapres Selalu Maksimal Bantu Presiden
44 menit lalu -
Menerka Harga Jaket Merah Presiden Jokowi untuk Frans Pemuda NTT
53 menit lalu -
Custom Kawasaki W175: Bobber Apa Adanya, Frame Full Rigid
30 menit lalu -
Polemik Taman Mini, BUMN Pariwisata Ini Belum Terima Arahan Ambil Alih
34 menit lalu -
Pantau Pasar di Bandung, Mendag: Harga Cabai Turun 20%
47 menit lalu -
Kemajuan Industri 4.0 Jadi Kunci Indonesia Top 10 Ekonomi Dunia
27 menit lalu -
Mendag Soroti Stok Beras, Daging hingga Gula
24 menit lalu -
PSG vs Bayern Munich, Muller Terancam dengan Keberadaan Mbappe dan Neymar
35 menit lalu -
Sri Mulyani: Pencegahan Korupsi Jangan Hanya Slogan
31 menit lalu
Hanura: Jokowi Presiden Wajar Disambut Massa

JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Penasihat Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir menyebutkan sambutan luar biasa dari massa saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba daerah Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) dinilai wajar.
Inas Nasrullah Zubir mengatakan, selain Jokowi adalah Presiden, sebagian besar warga NTT memilih Jokowi-Ma'ruf Amin saat Pilpres 2019. "Seorang Presiden yang dicintai oleh rakyatnya, pasti akan ditunggu kehadiran dengan sangat antusias dalam kondisi apa pun, sehingga tidak bisa seenaknya menyalahkan Pak Jokowi yang begitu dicintai oleh rakyat NTT," katanya di Jakarta, Sabtu (28/2).
Inas menambahkan, Jokowi selalu ingin dekat dengan rakyatnya. Hal itu terlihat saat Jokowi menyapa warga melalui jendela mobil. "Wajar saja jika beliau selalu senang dan bersemangat untuk bertemu dengan rakyatnya," katanya lagi.
Karena itu, menurut Inas, tim protokoler dan paspampres harus kerja lebih keras mengingatkan Jokowi tentang pentingnya menghindari kerumunan masyarakat saat ia kunjungan ke daerah. Apalagi saat ini masih di masa pandemi.
Inas mengatakan kerumunan massa saat menyambut Jokowi tidak merugikan masyarakat lainnya. Berbeda dengan saat massa menyambut kedatangan Rizieq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta, beberapa waktu lalu.
"Peristiwa kerumunan di NTT ini sebenarnya tidak separah kerumunan ketika Rizieq Shihab dijemput oleh pendukungnya di Bandara Soetta. Rizieq Shihab sempat berorasi dari atas mobil yang terbuka kapnya, tapi ternyata juga tidak diproses oleh kepolisian," kata Inas.
Meski demikian, Inas berharap peristiwa seperti di NTT tidak terulang. Protokoler dan paspampres perlu meninjau kembali standar operasional prosedur (SOP) dalam mengatur kunjungan kerja Presiden. "Karena kegiatan tersebut akan terus berkesinambungan," ujar Inas.
Hal senada disampaikan sosiolog Universitas Nasional Sigit Rohadi. Respons masyarakat terhadap Presiden pasti antusias, apalagi di Indonesia Timur.Sigit menilai ada kelemahan pengamanan di tingkat daerah, sehingga warga bisa berkerumun. Namun, dia menilai kerumunan di NTT dan kerumunan saat Rizieq Shihab menikahkan anaknya berbeda.
"Karena Presiden tidak aktif seperti mengundang atau sejenisnya, tapi tetap saja menimbulkan sinisme sebagian masyarakat," ujar Sigit pula.
Berita Terkait
- Jokowi tak Ingin Transformasi Digital Untungkan Negara Lain
- Jokowi: Konektivitas Fisik dan Digital Perkuat Persatuan
- Jokowi Kembali Dilaporkan ke Bareskrim Soal Kerumunan di NTT
- Hanura: Jokowi Presiden Wajar Disambut Massa
- MasuWapres Harap Pembaharuan Gerakan Jadi Fokus NU