-
Media Korsel Dibuat Kagum dan Puji Setinggi Langit Erick Thohir Usai Beri Kejutan Spesial Datangkan Timnas Argentina ke Indonesia
58 menit lalu -
Indonesia Targetkan Juara ASEAN Para Games 2023
54 menit lalu -
Incar Direktur Teknik asal Jerman hingga Dapat Ucapan dari Jose Mourinho, Tanda Erick Thohir Tak Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong?
44 menit lalu -
Happy Salma & Nicholas Saputra Berkolaborasi dalam Pertunjukan Sudamala, Apa Perannya?
52 menit lalu -
Kasus Mutilasi di Sukoharjo, Pelaku Tertangkap, Sosoknya Ternyata
37 menit lalu -
Panglima ke Perwira TNI: Kalian Adalah Alat Negara, Jangan Khianati Amanat Tersebut
55 menit lalu -
Lebih dari 30 Tentara Penjaga Perdamaian Terluka dalam Bentrokan di Kosovo Utara
55 menit lalu -
Bupati Suwirta Ajak Masyarakat Bangga Menjadi Warga Klungkung
50 menit lalu -
Hendra Bayauw Hengkang Jelang Laga Kontra PSM, Baru Tampil 8 Laga Bareng Bali United
44 menit lalu -
Cara Mendidik Anak Berubah, MNC Life Siapkan Asuransi Pendidikan
40 menit lalu -
Rebutan Poin Ranking Nasional Makin Ketat, POBSI Pool Circuit 2023 Berlanjut ke Yogyakarta pada Seri III
32 menit lalu -
Jokowi Bakal Naikkan Gaji PNS di 2024, Diumumkan 16 Agustus 2023
37 menit lalu
Harga Minyak Akhirnya Menguat, Brent Naik 1,1% Jadi USD73/Barel
JAKARTA - Harga minyak akhirnya balik menguat di akhir perdagangan Senin. Hal ini menjadi pemulihan setelah beberapa waktu lalu mengalami kerugian besar.
Pasar sebelumnya mengkhawatirkan risiko di sektor perbankan global yang dapat memicu resesi dan melemahkan permintaan bahan bakar.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April terangkat 90 sen atau 1,35% menjadi USD67,64 per barel menjelang berakhirnya kontrak di New York Mercantile Exchange. Kontrak berjangka Mei yang lebih aktif diperdagangkan naik 89 sen atau 1,3% menjadi 67,82 per barel.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei bertambah 82 sen atau 1,12% menjadi USD73,79 per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga minyak rebound didukung juga menguatnya pasar saham, Wall Street. Semula Brent dan WTI turun sekitar USD3 per barel ke level terendah sejak Desember 2021, dengan WTI sempat tenggelam di bawah USD65 per barel.
"Ada banyak pergerakan berbasis rasa takut (dalam harga minyak). Kami tidak bergerak sama sekali pada fundamental penawaran dan permintaan, kami hanya bergerak pada masalah perbankan," ujar Analis Price Futures Group Phil Flynn, dikutip dari Antara, Selasa (21/3/2023).
Penurunan awal minyak terjadi meskipun ada kesepakatan bersejarah dimana UBS, bank terbesar Swiss, setuju untuk membeli Credit Suisse dalam upaya menyelamatkan bank terbesar kedua di negara itu.
Setelah kesepakatan diumumkan, Federal Reserve AS, Bank Sentral Eropa, dan bank-bank sentral utama lainnya berjanji untuk meningkatkan likuiditas pasar dan mendukung bank lain.
S&P 500 dan Dow Jones naik membantu mengangkat harga minyak dari posisi terendah sesi karena taruhan Fed mungkin akan menghentikan kenaikan suku bunga pada Rabu (22/3/2023) untuk memastikan masalah sektor bank tidak semakin besar. Para pedagang dan ekonom tetap terpecah mengenai apakah Fed akan menaikkan suku bunga acuannya.