-
Poco M3 akan Hadir di Indonesia pada 21 Januari
44 menit lalu -
Dapatkan Link Live Streaming Liga Italia Inter Milan vs Juventus
40 menit lalu -
Halmahera Utara Diterjang Banjir, 1.801 Jiwa Mengungsi
53 menit lalu -
Perangi Kejahatan Jalanan-Kerah Putih, Pakar : Penunjukan Calon Kapolri Komjen Listyo Langkah Tepat
56 menit lalu -
Vaksinasi dan Imunisasi, Masihkah Keduanya Berdampingan?
49 menit lalu -
Jelang Big Match Liga Inggris Liverpool Vs Manchester United: Harry Maguire Tak Mau Takabur
40 menit lalu -
Hasil Lengkap Yonex Thailand Open Super 1000
42 menit lalu -
BTN Salurkan Bantuan ke Berbagai Lokasi Bencana
58 menit lalu -
Jakarta Dinobatkan Bebas Macet, Warganet: Siapa Dulu Pemimpin DKI
46 menit lalu -
Penyelam Kopaska Temukan Handphone dan Dompet Milik Penumpang Sriwijaya Air Rion Yogatama
45 menit lalu -
Besok, KPK Panggil Gubernur Bengkulu dan Bupati Kaur Terkait Kasus Suap Edhy Prabowo
33 menit lalu -
Prediksi: Cagliari vs AC Milan
28 menit lalu
Hari Disabilitas Internasional, Nasib Anak Berkebutuhan Khusus di Tengah Pandemi Covid-19

Hari Disabilitas Internasional diperingati di tengah Pandemi Covid-19 yang menjadi keprihatinan tersendiri. Pandemi Covid-19 memberi efek luar biasa untuk anak-anak disabilitas. Mereka mesti menghadapi beratnya hidup dua kali lipat dari sebelumnya.
Hal ini dialami seorang anak berkebutuhan khusus bernama Rafael. Putra dari Franscheska Eliza itu berusia 9 tahun dan dia mengalami gangguan spektrum autisme, gangguan hiperaktif, defisit perhatian, kecemasan, dan masalah sensorik.
Menurut laporan New York Times, sebelum pandemi muncul, Rafael mengikuti program di Bedford, Mass., sekolah umum yang dirancang khusus untuk anak autis, untuk pertama kali. Ia mulai 'sekolah' pada Maret 2020.
Di awal kegiatan semua berjalan dengan baik. Namun, semua itu berubah saat pandemi Covid-19 mulai menyerang dunia. Status 'kedaruratan global' yang dikeluarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun memperburuk keadaan.
"Awal pandemi Rafael senang di rumah terus, karena dia merasa tidak harus bangun pagi untuk sekolah. Sampai akhirnya sekolah diliburkan dan saya harus jadi gurunya dan karena itu terjadi perubahan sikap, Rafael jadi sangat agresif," curhat Eliza.
Baca Juga : Alasan Orang Positif Covid-19 Tak Lapor Diri
Buruknya, masalah perilaku sejak Rafael kecil diterangkan Eliza muncul kembali. "Rafael tidak menganggap saya gurunya dan dia jadi sangat agresif, parahnya dia mulai memukuli saya," keluh Eliza.