-
Wasit Mike Dean Selalu Rugikan Liverpool soal Hadiah Penalti
54 menit lalu -
Jurgen Klopp dan Sean Dyche Adu Mulut di Terowongan Stadion Anfield, Siapa yang Mulai?
59 menit lalu -
3 Hal tentang Rencana Pemerintah Izinkan Vaksinasi Mandiri Corona
56 menit lalu -
Lakukan Pertemuan Keluarga, Putra Bungsu Jokowi Akhirnya Segera Menikah
57 menit lalu -
Liverpool Menyerah, di Taklukan Burnley dengan Skor 0-1
56 menit lalu -
Harga Emas Antam Turun Jadi Rp961.000/Gram
47 menit lalu -
Raffaella Fico, Cinta 1 Malam Ronaldo Hingga Punya Anak Balotelli
59 menit lalu -
4 Kendaraan Kecelakaan Beruntun di Jalur Pantura Cirebon, Sampai Kayak Begini
47 menit lalu -
No Debat! Rapor Kinerja Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United Lebih Cemerlang dibanding Jurgen Klopp di Liverpool
52 menit lalu -
6 Fakta Menarik Kawasan Puncak Bogor, dari Jalan Pos sampai Kawasan Lindung yang Rapuh
59 menit lalu -
Kementan Terus Dukung Ekspor SBW lewat Syarat Sertifikat NKV
49 menit lalu -
Duduki Kantor Oval, Biden Ganti Patung Winston Churchill dengan Martin Luther King, Rosa Parks, Cesar Chavez, dan Robert F. Kennedy
52 menit lalu
Hati-hati Tiga Penyakit Hidup Ini

JAKARTA -- Dalam masalah hidup, ada hal yang dapat diselesaikan dan ada yang tidak. Khusus untuk faktor tertentu, penyakit hidup ini digadang-gadang sulit disembuhkan.
Ibnu Abdil Barr dalam kitabnya Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis, terdapat tiga jenis kesulitan yang susah disembuhkan dalam hidup. Ketiganya antara lain kemiskinan yang disertai dengan kemalasan, permusuhan yang dirasuki kedengkian, dan sakit fisik yang disebabkan faktor usia.
Pada faktor pertama, sesungguhnya Allah SWT sudah bersumpah bahwa diriNya tak akan mengubah suatu kaum/orang apabila tak ada usaha dan upaya dari orang tersebut (Ar Ra'd, 11). Untuk itulah sesungguhnya, kemiskinan yang didapat sebagai takdir seseorang bisa diubah asal diiringi dengan ikhtiar dan doa.
Namun apabila kemalasan justru melekat beriringan dengan kemiskinan tersebut, maka penyakit hidup seseorang yang menjalaninya tak kunjung pulih. Kaya atau miskin itu sejatinya hanyalah persoalan mentalitas. Mental orang miskin cenderung akan mengkritik minimnya rezeki dan kesempatan yang ia punya, sementara mentalitas orang kaya akan terus berjuang apapun rintangan hidup yang dihadapi.
Kedua, permusuhan yang dibarengi kedengkian. Islam merupakan agama perdamaian, persatuan meski dalam perbedaan, dan juga agama tolong-menolong. Sikap saling bermusuhan yang dibarengi dengki sejatinya akan mengakar kuat dan menimbulkan gejolak penyakit hati.
Padahal, apabila bisa saling bersatu, permusuhan dan dengki bisa dikubur dalam-dalam. Dengan bersatu, kelak akan tercipta suasana kebaikan yang bermuara pada keberhasilan. Seperti kata-kata bijak Arab berikut: "Al-ittihadu asasun-najahi,". Yang artinya: "Persatuan adalah pangkal keberhasilan."
Sedangkan yang ketiga, adalah sakit fisik yang disebabkan faktor usia. Orang yang lanjut usia memiliki kesempatan fisik yang minim dan kekurangan imunitas tubuh. Untuk itu apabila penyakit fisik mendera di kala usia tua, maka penyembuhnya akan sulit didapatkan.
Berita Terkait
- Penurunan Kemiskinan Perlu dibarengi Upaya Pemberdayaan
- Nenek Cartem, Lumpuh Sebatang Kara di Gubuk Tua
- Ini Kriteria Pendapatan Minimal Yang Bisa Disebut Miskin
- Klopp Sanjung Penampilan Pemain Pelapis Liverpool
- Instagram Perketat Pendaftaran dengan Tanggal Lahir