-
Barcelona Dinilai Sudah Bukan Tempat yang Tepat untuk Lionel Messi
48 menit lalu -
Pose di Pinggir Kolam, Seksi Mana Georgina Rodriguez atau Antonela Roccuzzo?
40 menit lalu -
Reaksi Shin Tae-yong Mendengar Sepak Bola Indonesia Bergulir Lagi
39 menit lalu -
Keberhasilan PPKM Mikro Percepat Penanganan Covid-19
46 menit lalu -
BI Diminta Tak Turunkan Suku Bunga Acuan Lagi
44 menit lalu -
Pelapor Kerumunan Jokowi Mengaku Ditolak Bareskrim
34 menit lalu -
Mantan Arsitek Persebaya Masuk Bursa Pelatih Persik pada Liga 1 2021
59 menit lalu -
Link Live Streaming Liga Europa Arsenal vs Benfica 26 Februari 2021
59 menit lalu -
Melihat Jasad Suaminya, Istri Korban Penembakan Cengkareng Menangis Histeris di RS Polri
46 menit lalu -
Jakarta Banjir, PLN Gagal Jual Listrik Rp 960 Juta
59 menit lalu -
Usai Umumkan Kehamilan, Meghan Markle Kenakan Cincin Safir Pink Senilai Rp16 Juta
57 menit lalu -
Buka Usaha Mandiri, Mantan Anak Jalanan Ini Dapat Dukungan Bu Risma
39 menit lalu
Helikopter Jatuh saat Buru Pemberontak, Kolonel AU dan 6 Lainnya Tewas

MANILA - Helikopter jatuh di Filipina Selatan pada akhir pekan ini menewaskan 7 aparat Filipina, termasuk seorang kolonel Angkatan Udara (AU). Peristiwa itu terjadi di tengah operasi perburuan pemberontak komunis di kawasan tersebut.
Pihak Militer Filipina menyatakan, helikopter berjenis UH-1H dari era Perang Vietnam yang telah diperbarui dan biasa dikenal dengan julukan Huey itu, terbang pada Sabtu (16/1/2021). Heli Huey lainnya juga diterbangkan guna mengirimkan logistik ke pangkalan terpencil di Pantaron, sebuah wilayah pegunungan di Provinsi Bukidnon.
"Helikopter lain memberi tahu lewat radio bahwa mereka melihat asap. Selanjutnya, heli itu menabrak lapangan terbuka," kata Komandan Divisi Infanteri ke-4 Angkatan Darat Filipina, Mayor Jenderal Andres Centeno, dikutip The New York Times, Minggu (17/1/2021).
"Tidak ada korban yang selamat ditemukan saat tim penyelamat mencapai daerah itu," katanya.
Nama-nama korban kecelakaan heli itu tidak dirilis ke publik karena masih menunggu pemberitahuan dari keluarga mereka. Namun, penumpang dengan pangkat tertinggi di antara mereka adalah seorang kolonel angkatan udara, ungkap militer Filipina.
Sementara, enam penumpang lainnya terdiri atas tiga penerbang dan tiga orang yang bertugas di ketentaraan.
Pangkalan operasi di Filipina Selatan didirikan sebagai bagian dari upaya Manila memberantas Tentara Rakyat Baru atau NPA-kelompok bersenjata bagian dari Partai Komunis Filipina. Kelompok pemberontak telah terlibat konflik intensitas rendah dengan Pemerintah Filipina sejak 1969.
Pasukan pemberontak itu diperkirakan berjumlah sekitar 5.000 orang, turun dari jumlah tertingginya sebanyak 20.000 yang tersebar di seluruh Filipina pada awal 1980-an.
Baca Juga : Pramugari Tewas di Hotel Usai Pesta Tahun Baru, Diduga Diperkosa Bergilir Teman-temannya
Pemerintah memerintahkan operasi intensif terhadap NPA, setelah kelompok itu mengumumkan pada bulan ini bahwa mereka menghidupkan kembali regu pembunuh kota untuk menargetkan para pejabat yang dikatakan telah melakukan "kejahatan terhadap publik".