-
Tekanan Besar di Tottenham Tak Bikin Jose Mourinho Goyah
55 menit lalu -
Paul Scholes: Daniel James Layak Dapat Pujian
37 menit lalu -
Jose Mourinho: Semoga Dua Klub Inggris Melaju ke Final Liga Europa
45 menit lalu -
Harga Emas Tengah Goyah Nih Bund, Saatnya...
48 menit lalu -
Dipecat Partai Demokrat, Darmizal: KLB Insya Allah Akan Segera Digelar
56 menit lalu -
Lewat Program Langit Biru, Masyarakat Makin Melek Pakai BBM Ramah Lingkungan
48 menit lalu -
Bantu Proses Pemulihan, Tiger Woods Pindah Rumah Sakit
55 menit lalu -
Kunker ke Papua, Panglima TNI dan Kapolri Bakar Semangat Satgas Nemangkawi
33 menit lalu -
Usai Dipecat Demokrat, Marzuki Alie Bicara Tentang Zalim dan Karma
18 menit lalu -
JSDI: Sekolah Tatap Muka Seharusnya Menunggu Vaksinasi Covid-19 untuk Siswa
21 menit lalu -
Live Streaming SCTV Kata Ustadz Solmed, Tayang Sabtu 27 Februari 2021 Pukul 04.00 WIB
55 menit lalu -
Lagi, ShopeePay tebar promo di 3.3
43 menit lalu
Hubungan AS-China Diprediksi Tetap Panas di Era Biden

JAKARTA - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana berpendapat hubungan Amerika Serikat (AS) dan China akan tetap memanas di era pemerintahan Presiden Joe Biden.
"Pergantian pemimpin di AS dari Donald Trump ke Joe Biden disambut baik oleh China. Jubir Kementerian Luar Negeri China mengungkap optimisme ini dengan mengatakan 'malaikat baik hati dapat menang atas kekuatan jahat'. Namun, optimisme China tersebut bisa jadi tidak terwujud," ujar Hikmahanto Juwana dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (22/1/2021).
BACA JUGA: Ucapkan Selamat, Beijing Harapkan Hubungan China-AS Pulih di Masa Pemerintahan Biden
Dia mengatakan ada tiga alasan utama hubungan AS dan China akan tetap "panas" pada masa pemerintahan Joe Biden.
Pertama, dalam acara angkat sumpah Joe Biden sebagai Presiden AS, perwakilan dari Taiwan diundang hadir. Padahal, pemerintah China berupaya agar negara-negara di dunia hanya mengakui satu China yaitu Republik Rakyat China (People's Republic of China).
"Pemerintahan di Taiwan yang menamakan diri sebagai Republic of China dalam perspektif pemerintah China merupakan bagian darinya," kata Hikmahanto.
Dia lebih lanjut mengatakan undangan kepada perwakilan Taiwan untuk menghadiri pelantikan Joe Biden bisa dianggap sebagai tindakan tidak bersahabat Biden terhadap China.
Kedua, lanjut Hikmahanto, meski terjadi perubahan kepemimpinan di AS, para birokrat AS tetap menjabat dalam kabinet pemerintahan.
"Para pejabat inilah yang akan memastikan kebijakan terhadap China pada masa Trump akan tetap dilanjutkan pada masa pemerintahan Biden," ujar dia.
BACA JUGA: Beri Selamat kepada Joe Biden, Xi Jinping Harapkan AS dan China Win-Win
Terakhir, Hikmahanto mengatakan, banyak negara-negara sekutu AS menghendaki adanya perimbangan kekuatan (balance of power) dalam bentuk rivalitas AS-China daripada kemesraan kedua negara.
"Hanya saja dalam era pemerintahan Biden, berbeda dengan Trump yang berasal dari Partai Republik, rivalitas ini akan lebih lunak sesuai gaya kepemimpinan Presiden asal Partai Demokrat," kata dia.