-
Kejari Jakarta Selatan Pastikan Tak Ada Diversi Dalam Perkara AG
49 menit lalu -
Hasto: Pemikiran Geopolitik Soekarno Relevan untuk Menghadapi Situasi Saat Ini
42 menit lalu -
Kisah Pesepakbola Argentina Carlos Raul Sciucatti, Rela Mondok di Pesantren Kalimantan demi Jadi Mualaf
33 menit lalu -
Pemain Timnas Indonesia Telat Gabung, Shin Tae-yong Pahami Posisi Pelatih Klub Liga 1
29 menit lalu -
Jelang Laga Timnas Indonesia vs Burundi, Riko Simanjuntak Punya Satu Harapan
52 menit lalu -
Hasil Piala Asia Sepakbola Pantai 2023: Timnas Indonesia Kalah Tipis 4-5 dari China
34 menit lalu -
Ditjen HAM Tunggu Klarifikasi Gubernur NTT soal Sekolah Jam 5 Pagi
59 menit lalu -
Kerugian Akibat Kebakaran Gudang Indo Grosir Ditaksir Capai Rp1,5 Miliar
48 menit lalu -
Pertamina Geothermal Energy Sukses Bukukan Pendapatan dari Kredit Karbon
44 menit lalu -
Jual Kartu Panini Edisi Piala Dunia 2022 Bergambar Lionel Messi, Pria Ini Raup Cuan Rp2,1 Miliar!
24 menit lalu -
Bayar Uang Kembalian dengan Permen Bisa Didenda Rp200 Juta, Ini Aturannya
32 menit lalu -
Hasil Barito Putera vs Persis Solo di Liga 1 2022-2023: Bungkam Tuan Rumah, Laskar Sambernyawa Menang 3-2!
31 menit lalu
IDI Imbau tidak Beli Obat Sirop tanpa Resep Dokter

JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau masyarakat untuk menghindari pembelian obat sirop secara mandiri tanpa disertai dengan resep dokter. Hal ini seiring dengan penemuan terbaru kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) di Jakarta.
"Jadi, pada dasarnya bicara tentang obat, obat harus didapatkan dari tenaga medis yang sesuai kompetensinya. Jadi, kami juga mengimbau jangan membeli obat sembarangan tanpa ada resep dari dokter," ujar Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Adib mengatakan, membeli obat sesuai resep dan anjuran dokter merupakan salah satu langkah agar menghindari dari hal yang tidak diinginkan. Langkah tersebut juga menjadi tanggung jawab untuk melakukan monitoring pascapemakaian obat dari efek samping yang bisa saja timbul.
Menurut dia, kesadaran terhadap masalah obat terutama efek samping menjadi penting untuk diperhatikan oleh masyarakat. Apabila masyarakat merasakan efek samping seusai mengkonsumsi obat, maka harus melapor sebagai upaya deteksi dini.
"Jadi,monitoring efek samping obat ini harus digalakkan sehingga bisa menemukan secara dini pada kasus. Bukan hanya gagal ginjal saja mungkin penyakit yang lain yang belum terekspose," kata dia.
Hal senada juga disampaikan Kementerian Kesehatan yang mengimbau masyarakat untuk menghindari pembelian obat sirop secara mandiri tanpa dibekali resep dari dokter. "Yang paling baik saat ini adalah konsultasi ke tenaga kesehatan (nakes). Jangan beli obat sendiri dulu," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.
Apabila anak sakit, kata dia, Kemenkes menyarankan dibawa ke fasilitas layanan kesehatan untuk mendapatkan obat dari dokter. Siti Nadia mengatakan, kasus GGAPA pada anak kembali terjadi di Indonesia. Setelah sempat mereda pada akhir 2022 dan kini kasusnya teridentifikasi di DKI Jakarta.
Dari dua kasus yang dilaporkan Dinkes DKI, satu pasien masih berstatus suspek dan satu kasus terkonfirmasi meninggal dunia setelah mengalami keluhan demam dan sulit buang air kecil.
Berita Terkait
- Kasus Baru Gagal Ginjal Akut, Pakar: Ini Bukti Deteksi Dini Masih Lemah
- Pesan Kemenkes untuk Orang Tua: Waspada Jika Popok Anak Selalu Kering
- Koordinasi dengan BPOM Soal Praxion, Ini Kata Kemenkes
- Bolehkah Penjamin Minta Imbalan pada Orang yang Dijaminnya?
- Polda Sumbar Tangkap Pelaku Penipuan Investasi Bodong Bernilai Rp 1,1 Miliar