-
Penghasilan 10 Miliarder Bisa Beli Vaksin untuk Orang di Muka Bumi
59 menit lalu -
Meme Bernie Sanders saat Pelantikan Biden Raup Jutaan Dolar untuk Amal
57 menit lalu -
Performa Buruk Bukan Satu-satunya Penyebab Frank Lampard Dipecat
55 menit lalu -
China Ogah Bersaing soal Vaksin COVID-19 dengan Negara Satu Ini
54 menit lalu -
Respons Nevi Zuairina Soal Banpres Produktif Usaha Mikro
56 menit lalu -
Sandi Pastikan UMKM Parekraf Mudah Dapat Bantuan Permodalan
43 menit lalu -
PPKM Diperpanjang, Pakar Lebih Setuju Lockdown Diterapkan
32 menit lalu -
10.240 Unit Vaksin Covid-19 Tiba di Kota Malang
24 menit lalu -
Aparat Gabungan Berhasil Amankan Belasan Alat Berat di Lokasi PETI
58 menit lalu -
Dinkes Lebak Targetkan 4.020 Nakes Segera Divaksin
40 menit lalu -
Terima Hadiah Mie Instan, Atlet Denmark Ucapkan Doa untuk Anthony Sinisuka Ginting
34 menit lalu -
Gary Neville: Thomas Tuchel Tak Akan Tahan Lama di Chelsea
36 menit lalu
IDI Mohon Cuti Bersama Akhir Tahun Ditiadakan

JAKARTA -- Penularan virus Covid-19 masih tinggi dalam beberapa pekan terakhir, bahkan mencatatkan rekor tertinggi 6.267 kasus baru pada Ahad (29/11). Melihat masih tingginya kasus Covid-19, pemerintah diharap mempertimbangkan peniadaan cuti bersama di akhir tahun nanti.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih menilai kasus Covid-19 selama rentang waktu Agustus dan September meningkat setelah libur bersama. Ia menjelaskan, libur bersama memicu aktivitas berkerumun sehingga kasus bertambah.
"Sehingga, untuk mencegah lonjakan kasus yang lebih besar maka kami dari IDI sangat memohon pemerintah barangkali meniadakan kebijakan cuti bersama dan libur bersama. Karena libur ini akan memicu kerumunan dan lonjakan kasus," katanya saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Menyikapi Tren Kenaikan Kasus Covid-19, Senin (30/11).
Yang terpenting, ia meminta semua lapisan masyarakat harus disiplin melakukan protokol kesehatan 3M. Yaitu memakai masker, menjaga jarak tidak berkumpul, dan mencuci tangan memakai sabun.
Menurutnya, Covid-19 bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan tenaga kesehatan melainkan juga semua pihak. Karena ini pandemi, semua orang bisa terinfeksi, semua wilayah mengalaminya maka harus menjadi peperangan semua orang.
"Tidak bisa hanya mengandalkan petugas kesehatan, pemerintah. Kita semua, masing-masing individu yang bertanggung jawab berkomitmen perang melawan Covid-19 ini," katanya.
Bahkan, ia menyebutkan pimpinan komunitas, pimpinan keagamaan, pimpinan organisasi massa seharusnya membantu mengkampanyekan protokol kesehatan. Para tokoh ini diharapkan ikut disiplin menjalankannya. Kalau seluruh lapisan masyarakat tidak disiplin berkomitmen melakukannya, Daeng khawatir Covid-19 sulit melandai.
"Kalau lengah tidak melakukan 3M, pimpinan masyarakat tidak mencontohkan, tidak mengkampanyekan, tidak mengarahkan anggota masyarakatnya maka kami khawatir kasus semakin tinggi. Bukannya kasus melandai, namun malah meningkat," katanya.
Apalagi, ia menjelaskan Covid-19 menjadi masalah karena cepat menular. Bahkan, dia menambahkan, mutasi Covid-19 yang justru meningkatkan kecepatan penularan.
Kalau penularan kasus Covid-19 masih tinggi, dia melanjutkan, maka beban berat di rumah sakit semakin bertambah. Efeknya, beban petugas kesehatan akan semakin berat. Kalau beban semakin berat, dia menambahkan, petugas kesehatan berisiko tertular virus ini.
"Sudah banyak dokter yang dilaporkan tertular virus dan gugur. Sampai sekarang 180 dokter dilaporkan meninggal dunia (akibat Covid-19)," katanya.
- Kasus Covid-19 yang Memburuk dan Rumah Sakit yang Penuh
- Karawang Waspadai Penyebaran Covid Selama Libur Akhir Tahun
- Polisi tak Terbitkan Izin Konser Tulus
- Erick Thohir Komitmen Selamatkan Semua Nasabah Jiwasraya
- IDI Mohon Cuti Bersama Akhir Tahun Ditiadakan