-
Laura "SIHODA" Harumkan Nama Simalungun Peroleh Anugerah Kebudayaan Indonesia
59 menit lalu -
Bantah Mangkir dari Pansus Angket Haji, Yaqut Cholil: Saya Belum Dapat Panggilan
53 menit lalu -
China, Philippines to discuss South China Sea dispute amid clashes
45 menit lalu -
Pj Sekda Surya Suamba Hadiri Rapat Kerja dengan Tim Banggar DPRD Badung
37 menit lalu -
KPK Dalami soal Pengurusan Tambang di Malut ke Kementerian ESDM dan Agung Suryamal
48 menit lalu -
Topan Yagi tewaskan lebih dari 150 orang di Vietnam, apa dampaknya terhadap cuaca di Indonesia?
37 menit lalu -
Pimpinan Komisi IV Nilai Asuransi Pertanian Ahmad Ali-AKA Layak Ditiru Daerah Lain
48 menit lalu -
Peruri Dukung Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Bagi Penyandang Disabilitas
35 menit lalu -
Hasil Hong Kong Open 2024: Cuma Butuh 25 Menit, Gregoria Mariska Singkirkan Wakil Taiwan di Babak Pertama
59 menit lalu -
Jaksa KN Simalungun Ancam Dua Pelaku Begal Bervariasi
20 menit lalu
IHSG Diprediksi Lanjutkan Tekanan ke Level 6.640 Pekan Depan, Investor Waspada!
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pekan ini kian tertekan 0,20%, atau berada pada level 6.687,001. Tekanan pun diprediksi berlanjut pada awal pekan depan.
Secara teknikal penutupan akhir minggu ini menandai adanya breaklow level psikologis di 6.700. Dari sisi grafik, terbentuk candle death cross dalam indikator MACD, sebagai sinyal permulaan bearish.
"Waspadai pelemahan lanjutan ke support area 6.640-6.660 pada Senin (29/5)," tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Sabtu (27/5/2023).
Secara fundamental, kondisi makro dalam negeri masih terhitung stabil setelah Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%. Namun, pertumbuhan kredit bank mengalami perlambatan menjadi 8,08% yoy pada periode April 2023, dibandingkan Maret sebesar 9,37% yoy.
Dari sisi eksternal, terutama Amerika Serikat, pelaku pasar tampak masih meraba sinyal kesepakatan penambahan plafon utang (debt ceiling) demi menghindarkan negeri Paman Sam dari kondisi gagal bayar (default). Kabar ini tampaknya membawa angin segar bagi tiga indeks utama Wall Street pada pembukaan Jumat (26/5).
Perwakilan Gedung Putih dan Partai Republik dikabarkan semakin dekat untuk mencapai kesepakatan dalam menaikkan jumlah utang dan membatasi belanja pemerintah AS dalam dua tahun ke depan.
"Di bawah kesepakatan yang akan dicapai ini, belanja pertahanan diizinkan untuk dinaikkan 3% tahun depan sesuai permintaan Presiden Joe Biden," terang Philip Sekuritas Indonesia dalam risetnya.