-
Satgas Penanggulangan Narkoba Sita 407.842 Gram Sabu hingga 48.443 Gram Ganja
55 menit lalu -
Rasakan Pengalaman Belajar Di Ui Melalui Program Pre-University
52 menit lalu -
UI dan University Of Tasmania, Australia Jalin Kerja Sama Internasional
52 menit lalu -
Polrestabes Surabaya Gerebek Rumah Pengedar Narkoba di Gayung Kebonsari
56 menit lalu -
Imigrasi Buru Bule Telanjang di Pura
49 menit lalu -
DPR Apresiasi Langkah Menteri Bahlil Tangani Masalah Rempang
45 menit lalu -
Perguruan Tinggi di Lampung Masuk Salah Satu Kampus Terbaik Versi THE WUR 2024
31 menit lalu -
ACE-YS Ajak 130 Anak Muda Asia Ikuti Program Creative Catalyst
29 menit lalu -
Melani Leimena Raih Penghargaan Sebagai Legislator Peduli Pemberdayaan Perempuan dan UMKM
28 menit lalu -
Hilang Usai Dikabarkan Jadi Tersangka, Wamentan Cari Keberadaan Menteri Syahrul
26 menit lalu -
Sekda Lepas Kontingen Kota Gunungsitoli Untuk Pesparani Katolik Sumatera Utara II Tahun 2023
8 menit lalu -
Pelatihan Pengolahan Pisang (Tepung, Dodol, Kripik) Di Kota Gunungsitoli
8 menit lalu
IHSG Diprediksi Lanjutkan Tekanan ke Level 6.640 Pekan Depan, Investor Waspada!
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pekan ini kian tertekan 0,20%, atau berada pada level 6.687,001. Tekanan pun diprediksi berlanjut pada awal pekan depan.
Secara teknikal penutupan akhir minggu ini menandai adanya breaklow level psikologis di 6.700. Dari sisi grafik, terbentuk candle death cross dalam indikator MACD, sebagai sinyal permulaan bearish.
"Waspadai pelemahan lanjutan ke support area 6.640-6.660 pada Senin (29/5)," tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Sabtu (27/5/2023).
Secara fundamental, kondisi makro dalam negeri masih terhitung stabil setelah Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%. Namun, pertumbuhan kredit bank mengalami perlambatan menjadi 8,08% yoy pada periode April 2023, dibandingkan Maret sebesar 9,37% yoy.
Dari sisi eksternal, terutama Amerika Serikat, pelaku pasar tampak masih meraba sinyal kesepakatan penambahan plafon utang (debt ceiling) demi menghindarkan negeri Paman Sam dari kondisi gagal bayar (default). Kabar ini tampaknya membawa angin segar bagi tiga indeks utama Wall Street pada pembukaan Jumat (26/5).
Perwakilan Gedung Putih dan Partai Republik dikabarkan semakin dekat untuk mencapai kesepakatan dalam menaikkan jumlah utang dan membatasi belanja pemerintah AS dalam dua tahun ke depan.
"Di bawah kesepakatan yang akan dicapai ini, belanja pertahanan diizinkan untuk dinaikkan 3% tahun depan sesuai permintaan Presiden Joe Biden," terang Philip Sekuritas Indonesia dalam risetnya.