-
Selain Pemerintah, Tommy Soeharto Juga Gugat Perusahaan Milik Saudaranya
43 menit lalu -
Meski Menang, Andrea Pirlo Belum Terpuaskan dengan Performa Juventus
54 menit lalu -
Jebolan Moto2, Valentino Rossi Yakin Sang Adik dan Tandemnya Sukses di MotoGP 2021
53 menit lalu -
Pelanggan: Stimulus Keringanan Tagihan Listrik Bantu Kami di Tengah Pandemi
45 menit lalu -
Pesepakbola Muslim, Anelka Sempat Tuai Kontroversi Selebrasi Nazi
44 menit lalu -
Rekor Baru, SpaceX Luncurkan 143 Satelit dengan Satu Roket
48 menit lalu -
Drawing Piala AFC 2021 Digelar 27 Januari, Bali United Masuk Pot 3
53 menit lalu -
Cristiano Ronaldo Suka! Intip Foto-Foto Menggoda Georgina Rodriguez saat Latihan Squat
42 menit lalu -
Yuk, Donasi Makanan dengan Aksi Unggah Potret Piring Tanpa Sisa Santapan
50 menit lalu -
Joe Biden Jadi Presiden, Investasi AS ke Indonesia Tetap Biasa-Biasa Saja
38 menit lalu -
Tren Investasi Turun, Pembangkit Energi Fosil Bakal Tak Laku Lagi
33 menit lalu -
Evan Dimas dan Sepatu Bola Pertamanya yang Diganjal Kain
28 menit lalu
Ikut-ikut Komentari Muslim Uighur, Paus Fransiskus Lagsung Disamber China

China mengatakan komentar yang dibuat oleh Paus Francis yang menyebut etnis Muslim Uighur "dianiaya" tidak berdasar. Pernyataan itu dilontarkan China di tengah pengawasan internasional yang meningkat atas perlakuannya terhadap kelompok minoritas.
"Pernyataan Paus Fransiskus tentang Uighur sama sekali tidak berdasar," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, pada jumpa pers harian di Beijing seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (24/11/2020).
Baca Juga: Akunnya Like Model Hot, Vatikan Lakukan Investigasi Akun Paus Fransiskus
Zhao menyatakan bahwa pemerintah China telah melindungi hak-hak etik minoritas sesuai dengan hukum, karena Beijing menghadapi kritik dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara barat lainnya atas tindakan kerasnya terhadap orang Uighur di wilayah paling barat Xinjiang.
Paus Francis membuat komentar itu dalam sebuah buku baru, "Let Us Dream: The Path to a Better Future." Itu menandai pertama kalinya dia berbicara tentang Uighur setelah didesak selama bertahun-tahun oleh pengamat hak asasi manusia.
Vatikan bulan lalu memperbarui perjanjian kontroversial dengan China tentang pengangkatan uskup. Kesepakatan itu mengesampingkan tekanan dari Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo yang mengatakan kesepakatan itu membahayakan "otoritas moral" Gereja Katolik.
Pakar PBB memperkirakan lebih dari satu juta warga Uighur dan Muslim Turks lainnya telah ditahan di luar kemauan mereka selama beberapa tahun di kamp-kamp di wilayah paling barat.
Laporan media dan pengawas juga telah mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia termasuk kerja paksa dan sterilisasi paksa perempuan Uighur.
China membantah penganiayaan terhadap kelompok minoritas dan mengatakan kamp-kamp yang menampung warga Uighur memberikan pelatihan kejuruan dan diperlukan untuk melawan ekstremisme.
China menyebut laporan pelanggaran hak asasi di Xinjiang "dibuat-buat" dan "berita palsu," serta menegaskan bahwa Pemerintah China memperlakukan semua etnis secara setara.
Penulis: Redaksi
Editor: Muhammad Syahrianto
Foto: REUTERS/Remo Casilli