-
Cara Menghilangkan Gejala Hipertensi Sejak Usia Remaja
42 menit lalu -
5 Perempuan Seksi Brasil yang Jatuh ke Pelukan Cristiano Ronaldo, Nomor 1 Disewa Rp133 Juta per Jam
59 menit lalu -
Minho SHINee Ungkap Persaingan Seumur Hidupnya Dengan Sang Kakak
49 menit lalu -
Tanpa 2 Pemain Penting, AC Milan Tetap Pede Hadapi Cagliari
44 menit lalu -
Kapan BLT Subsidi Gaji 2021 Cair? Ini Jawabannya
46 menit lalu -
Juergen Klopp: Pemain MU Kelas Dunia tapi Cuma Bisa Bertahan
49 menit lalu -
Imbang Kontra Man United, Liverpool Bikin Rekor Buruk sejak 2005
36 menit lalu -
Ini 5 Cara Cepat Hilangkan Bau Sepatu yang Menganggu
30 menit lalu -
Sekda Harap Investasi Berikan Dampak Positif bagi UMKM
49 menit lalu -
Kejagung Masih Pelajari Berkas Kasus Pelanggaran Prokes Habib Rizieq di Megamendung dan Petamburan
26 menit lalu -
Ruang ICU Rumah Sakit Khusus Covid-19 di Bekasi Penuh
44 menit lalu -
Ini Hoaks Parah, Mayor Sugeng Riyadi Dibilang Tewas Usai Vaksinasi, Polisi Bergerak
43 menit lalu
Indonesia Butuh Generasi Muda Berideologi Pancasila dan Berjiwa Ksatria

"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri". (Ir Soekarno, Presiden ke-1 RI)
Generasi muda adalah generasi penerus bangsa, sebagai agent of change atau agen perubahan. Artinya, pemuda sebenarnya memiliki peranan untuk menjadi pusat dari kemajuan bangsa itu sendiri.
Sedih melihat kondisi negara yang kita cintai ini menjadi karut-marut. Permasalahan radikalisme merajalela, keterlibatan mantan pemimpin negara di dalam dunia politik bahkan sampai terjadi Anarkhis. Kalau ingin bermain politik, bermainlah politik yang santun dan tidak menghalalkan segala cara karena ini merusak karakter generasi muda anak bangsa. Merusak karakter generasi muda anak bangsa berarti sama dengan merusak bangsanya sendiri, merusak kehidupan yang akan datang dan negara ini akan hancur dan hilang dihempas kebodohan kita sendiri.
Bersikap santun itu sudah menjadi bagian dari ciri khas (trademark) kehidupan bangsa Indonesia. Ini sudah mendunia, bahkan negara lain selalu mengatakan Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan mempunyai masyarakat yang ramah dan bersahabat. Sikap inilah yang harus terus kita tanamkan ke anak cucu kita. Jangan justru kita ingin seperti negara asing/lain sehingga kita mengubah budaya khas Indonesia dengan budaya asing yang tidak sesuai karakter masyarakat Indonesia. Jangan jadikan negara kita negara Arab, China, India dan seterusnya. Karena negara Indonesia adalah negara yang besar, negara yang mempunyai karakter dan budaya yang hebat daripada negara lain.
Saat ini generasi muda kita diberi contoh yang tidak baik dan tidak sesuai dengan karakter anak bangsa. Yang selama ini kita anggap sebagai negarawan yang menjadi panutan generasi muda kita saat ini. Sosok mantan pimpinan negara dan pengusaha serta menjadi ketua umum salah satu misi Kemanusiaan Dunia dan saat ini termonitor atau ditengarai ikut terlibat dalam politik sampai ke ranah radikalisme.
Inilah yang harus kita waspada dan pandai dalam menyikapi hal-hal yang menyebabkan pecahnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Awalnya semua masyarakat tidak mencurigai kiprahnya yang tampak seorang yang bisa menjadi contoh dan tauladan. Dalam masa setelah selesai menjabat ternyata ada kepentingan untuk melawan pemerintahan saat ini.
Mungkin kasus seperti ini wajar, apalagi di dunia politik yang semua harus terwujud untuk golongannya. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut bukan berarti menghalalkan dengan segala cara, bahkan menggadaikan martabat dan ideologi yang berdampak ke generasi berikutnya/orang lain.