-
Liverpool Gagal Kalahkan Rekor Kandangnya, Ini Kata Jose Mourinho
43 menit lalu -
MU Pupus Harapan Inter Milan dan Juventus (DOBEL)
50 menit lalu -
MU Pupus Harapan Inter Milan dan Juventus
50 menit lalu -
Mentan Syahrul Memperingatkan: Jangan Merekayasa Korban Bencana
30 menit lalu -
MU Pupus Harapan Inter Milan dan Juventus (DobeL)
50 menit lalu -
Biar Foto Makin Ekspresif, Ini Fitur Samsung S21+ 5G yang Bisa Digunakan
49 menit lalu -
Begini Alur Pendaftaran Manual Vaksinasi Covid-19 untuk Tenaga Kesehatan
48 menit lalu -
Polres Langkat Tangkap Tersangka Pembunuhan Sadis terhadap Seorang Perempuan
42 menit lalu -
Datangi Anang Hermansyah, Atta Halilintar: Malu Banget
54 menit lalu -
Proyek KLD Rampung, PHE ONWJ Target Produksi Gas hingga 16 MMSCFD
50 menit lalu -
Dampak Pandemi, Lalu Lintas Penerbangan Bandara Hang Nadim Turun 32,4 Persen
40 menit lalu -
Isak Tangis Keluarga Iringi Pemakaman Jenazah Angga Fernanda, Korban Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182
56 menit lalu
Inggris Yakin Radikalisme Bisa Tumbuh saat Anak-anak Muda Karantina Mandiri

Polisi Kontra Terorisme (CTP) Inggrisdalam laporannya mengatakan, dampak Covid-19 berupa isolasi sosial dan peningkatan ekstremisme yang penuh kebencian secara online menciptakan "badai yang sempurna". Ini, jelas CTP, membuat lebih banyak anak muda rentan terhadap radikalisasi.
Menurut CTP, dalam laporanya mengatakan bahwa antara 1 Januari 2019 hingga 30 Juni 2020, 17 anak telah ditangkap terkait dengan pelanggaran terorisme dan beberapa di antaranya masih berusia 14 tahun.
Baca Juga: Tegas! Janji Prancis yang Tak Akan Berhenti Perangi Islam Radikal
"Dalam periode waktu yang sama, lebih dari 1.500 anak di bawah usia 15 tahun dirujuk ke program Prevent untuk membantu mereka memilih jalan yang berbeda, jauh dari kebencian dan kekerasan," ucap CTP, seperti dilansir Xinhua pada Kamis (19/11/2020).
Kepala Polisi Penanggulangan Terorisme Inggris, Asisten Komisaris Neil Basu menggaungkan kembali laporan CTP. Dia mengatakan, pihaknya melihat lebih banyak anak muda tertarik pada aktivitas teroris.
"ACT Early, situs web pengamanan baru, memberikan saran, panduan, dan dukungan bagi siapa saja yang khawatir bahwa seseorang yang mereka kenal mungkin berisiko mengalami radikalisasi," kata Basu.
"Covid-19 berarti bahwa orang-orang yang rentan menghabiskan lebih banyak waktu terisolasi dan online, dan dengan lebih sedikit faktor pelindung yang dapat disediakan oleh sekolah, pekerjaan, teman dan keluarga," tukasnya.
Penulis: Redaksi
Editor: Muhammad Syahrianto
Foto: REUTERS/Henry Nicholls