-
5 Manfaat Menyalakan Lilin Aromaterapi di Rumah
52 menit lalu -
Tilang Elektronik Bakal Diterapkan, Polda Metro Jaya Akan Perbanyak Kamera ETLE
56 menit lalu -
Diisukan Kemalingan, Harta Keluarga Ini Ternyata Terbawa Banjir Bandang Gunung Mas
54 menit lalu -
Bupati Sleman Positif Covid-19, Pemkab Swab Test Pegawai dan Wartawan, Ini Hasilnya
56 menit lalu -
Rudy Eka Priyambada Bangga Jadi Pelatih Timnas Putri Indonesia
48 menit lalu -
Pembatalan Shopee Liga 1 2020 Jadi Bencana Buat Marko Simic
41 menit lalu -
Erick Thohir: 3,5 Juta Pekerja Dirumahkan Selama Pandemi Covid-19
45 menit lalu -
Waspada! Begal Payudara Beraksi di Tanjungpinang
39 menit lalu -
Tok! KPU Pasaman Tetapkan Benny-Sabar AS Bupati dan Wakil Bupati Terpilih
58 menit lalu -
Pelindo I Layani Bongkar Muat Petikemas 1,42 Juta TEUs sepanjang 2020
41 menit lalu -
SND Factory Racing Tetap Andalkan Wawan Wello dan M. Hildan di ARRC 2021
50 menit lalu -
Jangan Senang Dulu Milanisti, Rossoneri Belum Jadi Juara Paruh Musim
47 menit lalu
Jalin Hubungan dengan Israel, UEA Berusaha Dorong Toleransi Umat Beragama

JAKARTA - Perjanjian damai yang disepakati Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) memiliki tujuan salah satunya untuk mempromosikan toleransi antar agama dan menyebarkan narasi baru bagi dunia, hal itu diungkapkan anggota Dewan Nasional UEA, Dr. Ali Rashid Al Nuaimi.
Berbicara pada webinar bertajuk "Sebuah Narasi Baru Toleransi Keluarga Abrahamic dari Uni Emirat Arab", Selasa (24/11/2020), Dr. Ali yang juga menjabat sebagai Ketua Umum World Council of Muslim Communities mengatakan bahwa toleransi antara umat beragama yang tinggi adalah sebuah kebanggaan bagi UEA.
"Ini benar-benar menjadi prestasi yang kami rasa kawasan kami dan juga umat Islam sangat butuhkan. Itulah kenapa kami menciptakan kompleks rumah ibadah untuk membangun suatu model di mana kita bisa hidup berdampingan dan bekerja sama dan juga membagi nilai yang kami miliki...," kata Dr. Ali.
"Mungkin menciptakan pesan baru, narasi baru bagi dunia. Dan itulah mengapa kempeimpinan kita (UEA) mengambil keputusan membuat perjanjian damai dengan Israel."
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa mendorong koeksistensi atau hidup berdampingan secara damai adalah sesuatu yang mulia dan perlu dilakukan bersama.
"Kita harus melibatkan semua pemangku kepentingan dalam hal ini dan pada akhirnya hasilnya adalah lebih baik bagi kita semua, dunia damai dan semua dapat menarik manfaat," ujarnya.
Webinar "Sebuah Narasi Baru Toleransi Keluarga Abrahamic dari Uni Emirat Arab" digelar oleh Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Leimena Institute dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional sekaligus mempromosikan toleransi antar agama-agama Abrahamik, Islam, Kristen, dan Yahudi.
BACA JUGA: UEA dan Bahrain Tandatangani Normalisasi Hubungan dengan Israel di Gedung Putih
Acara ini diisi oleh para nara sumber yang merupakan pegiat toleransi antar umat beragama, yaitu: Dr. Ali Rashid Al Nuaimi, anggota Dewan Nasional Uni Emirat (UEA); Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin, tenaga ahli utama Kantor Kepresidenan RI; Rabi David Sapperstein, mantan duta besar Amerika Serikat untuk kebebasan beragama internasional; dan Pendeta Johnnie Moore, komisioner Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat.
Para narasumber menceritakan dan berdiskusi mengenai pengalaman mereka yang mempromosikan toleransi umat beragama.