-
Bakal Kembali ke Ukraina, Begini Reaksi Paulo Fonseca
40 minutes ago -
Berturut-turut Hadapi Sevilla, Barcelona Tak Masalah
49 minutes ago -
Tabanan Evaluasi Capaian MCP Tahun 2020
48 minutes ago -
Di mana Jasad Untung Surapati, Dikubur atau Dibuang ke Laut?
43 minutes ago -
Sukses Raih Market TV Shopping, MShop Bertransformasi Menjadi eMShop
53 minutes ago -
Bernardo Silva Beberkan Kunci Man City Tak Terkalahkan 19 Pertandingan
52 minutes ago -
Coba Periksa! Inilah 9 Tanda Anda Terlilit Utang
55 minutes ago -
Enam Pasangan Kepala Daerah Resmi Dilantik
54 minutes ago -
Ada Tuchel di Chelsea, Tantangan Besar pun Menanti Man United
35 minutes ago -
Pelonggaran Hanya untuk Usaha Makanan
51 minutes ago -
Thomas Tuchel Sebut Man United Tantangan Besar Chelsea
52 minutes ago -
Target 12.500 Vaksinasi Tenaga Pendidik
50 minutes ago
Jangan Remehkan Diare, Bisa Jadi Penyakit Autoimun Loh

DIARE mungkin menjadi salah satu penyakit yang dianggap remeh oleh masyarakat. Namun, jika tidak diobati secara tepat diare bisa menjadi indikasi penyakit inflammatory bowel disease (IBD) peradangan usus kronis dan irritable bowel syndrome (IBS).
IBD bisa menciptakan komplikasi hingga kematian bagi para penderitanya. Sayangnya, sampai saat ini kesadaran masyarakat masih rendah terhadap bahaya IBD. Sebab gejala umum IBD adalah diare, di mana masyarakat masih sulit membedakan diare biasa dengan diare yang mengarah pada IBD.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RSCM-FKUI, Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, Sp.PD-KGEH, menjelaskan, IBD dan IBS adalah dua gangguan pencernaan yang berbeda, meskipun perbedaan keduanya dapat membingungkan banyak orang.
IBD merupakan sekelompok penyakit autoimun, yang ditandai dengan peradangan pada usus kecil dan besar. Di mana elemen sistem pencernaan diserang oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. IBD ditandai dengan peradangan saluran cerna berulang akibat respons imun yang abnormal terhadap mikroflora usus.
"Baik IBD maupun IBS menyebabkan sakit perut, kram, dan buang air besar yang mendesak (diare). IBS masih diklasifikasi sebagai gangguan fungsional dan tidak menimbulkan peradangan, sedangkan IBD diklasifikasi sebagai gangguan organik yang disertai dengan kerusakan pada saluran cerna," terang Prof Murdani dalam Seminar Virtual 'Waspada Komplikasi dan Kematian akibat IBD'.
Baik IBD maupun IBS, tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan apabila tidak mendapatkan tindakan dengan benar sejak dini. Namun, Prof Murdani mengatakan IBD jauh lebih berbahaya dan bisa merusak sistem pencernaan penderitanya secara permanen.
"IBD tentu lebih berbahaya karena dapat menyebabkan peradangan yang merusak dan kerusakan ini bisa bersifat permanen pada usus, bahkan salah satu komplikasinya bisa meningkatkan risiko Kanker Usus Besar," tambahnya.